kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,63   -7,86   -0.85%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Sentimen negatif yang menggelayuti saham Telkom (TLKM) hanya sesaat


Rabu, 24 Juni 2020 / 23:06 WIB
Analis: Sentimen negatif yang menggelayuti saham Telkom (TLKM) hanya sesaat
ILUSTRASI. Jurnalis menyimak pemaparan Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) secara virtual di Jakarta, Jumat (19/6/2020). RUPST Telkom Indonesia menyetujui pembagian dividen sebesar Rp15,26


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Rabu (24/6), saham PT Telekomunikasi Indonesia  (Persero) Tbk ditutup menguat 1,60% ke Rp 3.180. Sementara, dua hari sebelumnya emiten dengan kode TLKM itu terkoreksi lebih dari 2% secara berturut-turut. 

Pada penutupan Selasa (23/6) TLKM melemah 2,19% ke Rp 3.130. Pada Senin (22/6) TLKM juga terkoreksi hingga 2,44% ke Rp 3.200.  

Padahal emiten plat merah itu belum lama ini mengumumkan akan membagikan dividen hingga Rp 11,2 triliun, setara 60% dari laba bersih 2019. Adapun  setiap saham akan menerima dividen hingga Rp 154,07. 

Baca Juga: Tiphone (TELE) Siapkan Restrukturisasi Usai Gagal Bayar Utang dan Hadapi PKPU

Menanggapi hal ini, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menjelaskan bahwa koreksi yang dialami oleh TLKM bersifat sementara. Adapun setimen negatifnya yakni PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) yang memiliki risiko gagal bayar bunga dan pokok obligasi. 

Sekadar informasi, TLKM memiliki saham di TELE melalui PT PINS Indonesia. Kepemilikan TLKM di PINS Indonesia mencapai 100%. Sementara, PINS Indonesia menguasai 24% saham TELE. 

Akan tetapi, pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan ini menyatakan perpanjangan penghentian sementara  (suspensi) saham dan obligasi Tiphone Mobile Indonesia lantaran risiko gagal bayar. 

Untuk ke depan, Aria menilai saham TLKM masih memiliki prospek yang baik, sehingga masih bisa dijadikan pilihan saat terjadi pelemahan harga. Menurut Aria, diversifikasi produk dan bisnis TLKM menjadi kekuatan kalau penjualan voucher yang dilakukan melalui Tiphone tidak berjalan lancar. Selain itu, dividend yield TLKM yang mencapai 4,5% menjadi pemanis dalam berinvestasi. 

Berbeda dengan Aria, Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengamati, penguatan TLKM yang siginifikan beberapa waktu lalu yang memicu pelemahan pada dua hari terakhir.  Sehingga penurunan yang dialami TLKM merupakan koreksi sehat.  Sebagai gambaran, pekan lalu saham TLKM memang menguat hingga 8,25% ke Rp 3.280.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×