kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yang untung saat mayoritas lagi buntung


Senin, 06 November 2017 / 06:35 WIB
Yang untung saat mayoritas lagi buntung


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap Oktober lalu loyo. Menurut data Infovesta Utama, reksadana pendapatan tetap mencetak kerugian rata-rata 0,81%, sebagaimana tercermin dari pergerakan Infovesta Fixed Income Fund Index.

Reksadana pendapatan tetap mencetak kinerja paling buruk dibanding jenis reksadana lainnya. Meski begitu, sejumlah reksadana pendapatan tetap bisa mencatat imbal hasil lebih tinggi di atas pencapaian industri.

Salah satunya adalah SAM Dana Pendapatan Tetap. Senior Fixed Income Portfolio Manager Samuel Aset Manajemen Herbie Mohede mengatakan, kinerja reksadana tersebut positif berkat strategi jangka pendek. SAM Dana Pendapatan Tetap juga banyak menempatkan dana di obligasi korporasi dengan imbal hasil tinggi.

Di samping itu, SAM juga mengalokasikan dana kelolaan di surat utang negara (SUN) bertenor pendek. Saat ini kami fokus pada SUN berdurasi maksimal enam sampai tujuh tahun, kata Herbie.

Serupa, Net Dana Gemilang juga sukses mencatat imbal hasil di atas indeks pada bulan silam. Produk yang dikelola Net Assets Management tersebut menerapkan metode hold to maturity pada sebagian besar portofolio.

Direktur Net Assets Management Andri Supratman membeberkan, mayoritas portofolio produk ini adalah obligasi korporasi, khususnya obligasi keluaran badan usaha milik negara (BUMN). Obligasi BUMN relatif tidak sensitif dengan perubahan suku bunga. Net Assets masih tetap mempertahankan strateginya ini. Kami juga akan banyak mengincar IPO obligasi yang dikeluarkan BUMN dan tetap pada prinsip hold to maturity, ungkap Andri.

Obligasi korporasi naik

Obligasi korporasi memang jadi pendorong positif bagi beberapa produk reksadana pendapatan tetap. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dalam sebulan terakhir indeks obligasi korporasi positif.

Lihat saja, pada data Infovesta Corporate Bond Index, rata-rata return obligasi korporasi naik 0,91% sepanjang Oktober. Kenaikan ini membuat pengelola reksadana yang mayoritas portofolionya berasal dari obligasi korporasi mendapat imbal hasil positif. Sebaliknya, imbal hasil SUN turun akibat aksi net sell investor asing di tengah rendahnya tingkat suku bunga acuan BI, ujar dia.

Wawan menambahkan, obligasi korporasi masih menjadi pilihan utama para manajer investasi. Maklum saja, tingkat kestabilan instrumen ini lebih terjamin. Namun, tak menutup kemungkinan, obligasi pemerintah kembali dilirik. Penguatan rupiah dan berkurangnya sentimen dari eksternal akhir-akhir ini bisa membangkitkan kinerja pasar SUN, kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×