Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selain ekspansi anorganik, PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) juga akan membesarkan kapasitas produksinya sendiri.
Volume produksi perseroan saat ini dibawah 40.000 ton per tahun. Tahun depan akan ditingkatkan mencapai level tersebut. Adapun total kapasitas produksi perseroan saat ini 72.000 ton per tahun jika utilisasinya mencapai 100%.
Untuk memuluskan rencana penambahan kapasitas produksi ini, INCF menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 200 miliar tahun depan. "Sumber pendanaan capex juga berasal dari kas internal," ujar Chief Eksekutif Officer (CEO) INCF Sujaka Lay, Selasa (27/9).
Asal tahu saja, INCF merupakan produsen karet alam. Sebesar 100% hasil produksinya dijual ke pasar ekspor, khususnya wilayah yang memiliki basis pabrik ban.
Manajemen optimistis harga komoditas, dalam hal ini karet alam, akan lebih prospektif tahun depan. Sebab, harga karet alam saat ini dinilai sudah berada dalam posisi bottom sehingga sudah waktunya untuk rebound.
"Lalu ada La-Nina juga yang bisa menyebabkan penurunan suplai (karet) turun. Ketika suplai turun dan permintaannya bertambah, harga akan naik," jelas Sujaka.
Perlu diketahui juga, INCF delisting pada Februari 2013 silam. Saat delisting dulu, perseroan masih menggunakan nama PT Amstelco Indonesia Tbk.
Pada 31 Agustus lalu, BEI telah menyetujui relisting saham INCF sebanyak 1.44 miliar saham. Pencatatannya dilakukan pada tanggal 06 September 2016 dengan nilai nominal Seri A Rp 500,- dan Seri B Rp 100,- dan harga pencatatan efek kembali sebesar Rp 123 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
