Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) ingin terus mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Emiten yang akrab dengan nama Sritex ini pun menargetkan adanya ekspansi ke 5 negara baru.
Negara-negara yang menjadi target ekspansi antara lain Kamboja, Peru, dan beberapa negara lain di Asia serta Eropa. Di Peru, SRIL akan mengerjakan produk fashion. Sementara di Kamboja, SRIL bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menggarap pakaian perang mereka.
Saat ini, SRIL telah memiliki jaringan di 55 negara pada 5 kawasan. Rinciannya yakni 11 negara dengan 24 pasar di Eropa, 11 negara dengan 24 pasar di Amerika, 19 negara Asia Pasifik dengan 28 pasar, 7 negara di Timur Tengah dengan 8 pasar, dan 7 negara dengan 10 pasar di Afrika.
"Tahun ini finalisasi administrasi. Sehingga tahun depan bisa jalan," ungkap Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, kepada KONTAN, Selasa, (10/11).
Perluasan ekspansi luar negeri itu lantaran SRIL ingin menggenjot penjualan ekspornya. Welly bilang bahwa SRIL menargetkan porsi ekspor sebanyak 60% pada tahun 2017. Pada kuartal ketiga, porsi ekspor SRIL berporsi 47% terhadap total penjualan. Sedangkan penjualan di pasar lokalnya masih memegang porsi mayoritas 53%.
Sepanjang tahun ini, SRIL menargetkan raihan pendapatan US$ 630 juta sampai US$ 650 juta. Lalu target laba bersih yang dibukukan adalah US$ 55 juta hingga US$ 58 juta.
Sampai September, SRIL mengumpulkan laba US$ 38,3 juta. Keuntungan tersebut tumbuh 29,69% dari US$ 29,53 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, raihan labanya memenuhi sekitar 66% sampai 69% target perseroan tahun ini.
Sementara pendapatan SRIL naik 18,59% dari US$ 392,85 juta menjadi US$ 465,92 juta. Pendapatan sampai ketiga tersebut berporsi 71% hingga 73% terhadap target perseroan sepanjang 2015.
Tahun depan, SRIL memperkirakan pendapatannya mencapai US$ 680 juta sampai US$ 715 juta. Lalu labanya yakni US$ 60 juta hingga US$ 67 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News