kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi gagal bayar utang Bakrie Rp 7,1 triliun


Kamis, 06 September 2012 / 17:37 WIB
Potensi gagal bayar utang Bakrie Rp 7,1 triliun
ILUSTRASI. Berikut 5 makanan yang ampuh menyembuhkan asam urat.


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Aktivitas bisnis klan Bakrie enggak ada matinya menyedot perhatian pasar. Bukan tenar lantaran prestasi usaha, Group Bakrie malah identik dengan perusahaan penumpuk utang, gali lubang tutup lubang istilah tepatnya.

Kacau-balaunya sistem keuangan Group Bakrie, mengundang komentar Financial Analyst dan Founder Katadata, Lin Che Wei. Ia menghitung, risiko gagal bayar dari utang Bakrie Group di tahun ini bisa mencapai Rp 7,1 triliun dan gagal bayar dalam bentuk mata uang asing sebesar US$ 275 juta.

"Apalagi sebagian besar perusahaan Bakrie memang bermain di lini batubara. Saat ini harga batubara dunia sedang merosot tajam, dari US$ 140 per ton menjadi di bawah US$ 90 per ton," kata Lin dalam diskusi Momentum Emas Pemerintah Kuasai Sisa Saham Newmont di Menara BCA Jakarta, Kamis (6/9). Menurutnya, tren penurunan ini diperkirakan akan berlangsung lama

Dengan kondisi penurunan harga penjualan batubara, otomatis kondisi keuangan Bakrie Group juga akan terganggu. Untuk bisa membayar utang jatuh tempo pun juga tidak akan sanggup. Masalahnya, kata Lin, pemerintah harus mencermati potensi gagal bayar dari utang tersebut.

Cermati Newmont

Ia menyarankan, atas banyaknya ramalan bangkrut finansial Group Bakrie ini, pemerintah harus menyelamatkan aset negara yang dimiliki keluarga politikus asal Partai Golongan Karya (Golkar) itu. Salah satunya adalah Newmont.

Mengapa? Perlu diketahui, 24% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang telah dibeli oleh PT Multi Daerah Bersaing (konsorsium Group Bakrie dan Pemerintah Daerah) sudah digadaikan ke Credit Suisse (Singapura). Gadai tersebut sebagai jaminan atas utang senilai US$ 360 juta.

"Jika default, saham Newmont milik PT Multi Daerah Bersaing akan beralih ke tangan kreditur asing. Maka tujuan divestasi yang semula dimaksudkan untuk mengembalikan saham Newmont ke pihak nasional, tidak akan tercapai," tambahnya.

Sehingga, dengan kondisi kas negara yang masih ada, pemerintah diminta untuk segera merealisasikan pembelian sisa divestasi saham Newmont itu.

Perlu diingat, tingginya risiko utang Group Bakrie membuat harga saham sejumlah anak usahanya di bursa Jakarta dan London semakin tertekan sejak awal 2011. Tengok saja, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang sudah amblas 77% dan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar 29%.

Dua saham tersebut sudah mengalami tekanan signifikan sejak 2005. Bahkan penurunan saham BUMI cukup drastis bila dibanding posisi tertingginya pada 12 Juni 2008 lalu yaitu Rp 8.550 per saham. Penurunan harga saham juga terjadi di saham Bumi Plc di London (74%) dan PT Bumi Resources Mineral Tbk yang anjlok 36%.

Atas pertimbangan ini, Lin menyarankan agar DPR dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur harus segera memberikan restu kepada pemerintah pusat untuk segera mengambil alih 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×