kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat bisnis properti, PT PP akan pakai dana PMN


Senin, 11 Juli 2016 / 19:13 WIB
Perkuat bisnis properti, PT PP akan pakai dana PMN


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Emiten pelat merah, PT PP Tbk (PTPP) tidak hanya kan fokus mengembangkan core bisnisnya yakni kontruksi. Perseroan juga terus mengembangkan lini bisnis lainya melalui anak usahanya, terutama di sektor properti.

PTPP berencana melakukan tambahan modal ke PT PP Properti Tbk (PPRO) menyusul adanya rencana pembahasan penyertaan modal negara (PMN) pada APBNP 2016. 

Dalam pembahasan Komisi di DPR, perseroan telah disetujui mendapat PMN sebesar Rp 2,25 triliun.

Agus Kana, Sekertaris Perusahaan PTPP mengatakan, sekitar Rp 500 miliar dari dana PMN nantinya akan digunakan disuntikkan ke PPRO untuk mengembangkan bisnis properti mendukung program pemerintah dalam pengadaan perumahan. 

"Penggunaan dana PMN sedikit berubah dari rencana awal. Sebagian akan kita gunakan untuk mendukung program sejuta rumah pemerintah," katanya di Jakarta baru-baru ini.

Sebelumnya, PTPP mengajukan PMN untuk menggarap proyek pembangkit listrik, jalan tol dan penyelesaian pembanguan pelabuhan.

Namun, dalam pembahasan kembali usulan PMN 2016, perseroan menyusulkan penggunaan dana tersebut akan dipakai untuk pembangunan ruas jalan tol, menyelesaikan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung dan untuk pengembangan bisnis properti.

Saat ini PTPP telah mengusasi lima ruas jalan tol yakni jalan tol Padaan-Malang, Menado- Bitung, Balikpapan-Samarinda, Depok-Antasari, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto mengungkapkan, perseroan akan segera melakukan right issue setelah PMN 2016 disahkan di DPR dengan target perolehan dana sekitar Rp 4,4 triliun. "Setelah PMN ketuk palu, kita akan righ issue sekitar Oktober-November mendatang." ujarnya.

Tambahan modal ke PPRO nantinya akan dilakukan akan dilakukan dengan mekanime right issue juga. Maklum, anak usahanya tersebut sudah melantai di bursa saham dimana kepemilikan publik dalam saham perusahaan tersebut mencapai 34,96%.

Agus menambahkan, PPRO akan menggunakan dana tambahan modal tersebut untuk mengembangkan rumah untuk masyarakat berpengahasilan rendah (MBR) mendukung program pemerintah.

Ia bilang, PPRO akan bekerjasama dengan perusahaan BUMN lain yakni Perumnas. Menurutnya, jumlah lahan yang akan dikembangkan keduanya akan sangat besar dan tersebar di beberapa lokasi.

Namun sebekym menambah modal PPRO, tahun ini PTPP akan memilih fokus untuk memperkuat bisnis anak usahanya yang bergerak di bidang penyediaan perlatan kontruksi yakni PT PP Peralatan. Perseroan akan menambah modal anak usahanya tersebut untuk menambah peralatan yang mendukung bisnis konstruksi.

Bentuk dua anak usaha

Selain memperkuat bisnis anak usahanya, PTPP juga berencana membentuk dua akan usaha baru guna mempercepat pertumbuhan seluruh lini bisnis ke depan. Keduanya yakni PP Energi dan PP Infrastruktur.

Agus Purbianto mengatakan, pembentukan anak usaha baru dilakukan agar pihaknya juga bisa fokus mengembangkan lini bisnis lainnya di luar konstruksi sehingga menghasilkan pertumbuhan bisnis yang lebih baik.

"Dibentuk anak usaha baru supaya ada pengurus sendiri-sendiri dan lebih fokus. Nanti PTPP hanya akan fokus mengembangkan core bisnis. Kalau dipisah-pisah lebih enteng dan pertumbuhannya lebih bagus." tuturnya.

PTPP memang memiliki diversfikasi bisnis. Perseroan tidak hanya memiliki bisnis konstruksi saja tetapi juga menggarap sektor properti, infrastruktur, energi, beton pracetak dan lain-lain.

Agus mengatakan, perseroan telah menggodok pembentukan embrio PP energi. Selanjutnya, PTPP akan menyatukan (Spin off) proyek Independen Power Produser (IPP) yang dimiliki perseroan sebagai aset dasar anak usaha baru tersebut. Pembentukan PP energi ditargetkan bisa selesai tahun depan.

Saat ini PTPP memiliki tiga IPP yakni yakni PLTG Tawang Duku dengan kapasitas 60 Megawatt (MW), PLTU Lampung berkapasitas 2x7 MW dan PLTMH 10 MW di Lau Gunung, Sumatera Utara.

Dengan invetasi sekitar US$ 1,5 juta setiap MW maka total aset ketiga IPP tersebut mencapai sekitar US$ 130,5 juta atau Rp 1,76 triliun (dengan asumsi nilai tukar rupiah 13.500).

Sementara pembentukan PP Infrastruktur dilakukan untuk menfokuskan diri mengerjakan proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, pelabuhan dan lain-lain.

Agus mengklaim, peluang perseroan untuk mendapatkan proyek infrastruktur masih besar seperti jalan tol dan pendukung Asian Games.

"Proyek tol pasti masih akan ada tambahan karena jalan tol di Jawa masih belum terhubun," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×