kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan dollar menopang harga tembaga


Selasa, 13 Februari 2018 / 07:15 WIB
Pelemahan dollar menopang harga tembaga


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga kembali menguat usai koreksi panjang dalam dua bulan terakhir. Melemahnya indeks dollar AS menjadi alasan utama penguatan harga komoditas logam ini.

Mengutip pemberitaan Reuters, Senin (12/2), per pukul 09.00 WIB, harga tembaga di bursa London Metal Exchange untuk kontrak bergulir tiga bulan mencapai US$ 6.867 per ton. Posisi ini naik 1,7% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Pelaku pasar juga mulai mencermati proyek infrastruktur yang bakal digagas oleh Presiden AS Donald Trump. Hal ini membuat pelaku pasar berspekulasi di bursa logam, sehingga harga tembaga ikut menguat.

Ditambah lagi, penghentian produksi besi di kota Tangshan di China akan diperpanjang hingga pertengahan Maret. Sehingga, pasokan logam diprediksi menyusut.

Penguatan harga tembaga juga lebih banyak ditopang pelemahan nilai tukar dollar AS. Maklum, saat dollar AS terkoreksi, investor cenderung masuk ke bursa komoditas bervaluasi dollar yang sedang mengalami diskon.

Hingga pukul 15.47 WIB,  kemarin, indeks dollar AS terkoreksi 0,31% ke level 90,16. "Padahal dollar AS sempat menguat karena antisipasi anggaran belanja AS. Setelah sentimen itu selesai, dollar melemah lagi," ujar Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Senin (12/2).

Tak hanya itu, pasar Asia, terutama China, tengah melakukan akumulasi beli di pasar bursa komoditas, menjelang libur panjang Imlek. Apalagi, selama investor China libur, gerak perdagangan bursa berpotensi koreksi karena sepi.

Dus, pasar akan semakin masuk dalam kondisi bursa yang sedang minim volume. Usai Imlek, harga tembaga bisa mendaki lebih tinggi lagi, sebelum koreksi lantaran aksi ambil untung (profit taking).

Karena itulah, Ibrahim memperkirakan harga tembaga bisa menembus level resistance tertinggi. "Harga tembaga bisa ke level US$ 7.000 per metrik ton dan dapat tercapai di minggu ini. Karena syarat fundamental dollar cukup bagus," kata Ibrahim.

Pada perdagangan Selasa (13/2), harga tembaga berpeluang melanjutkan penguatan. Dari indikator teknikal, harga masih berada 20% di atas bollinger bawah pada moving average. Hal ini menandakan tren penguatan.

Indikator stochastic juga masih positif di area 70%. Relative strength index (RSI) dan moving average convergence divergence (MACD) serentak positif di area 60%.

Pada perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan harga tembaga akan bergulir pada rentang US$ 6.725–US$ 6.820 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×