kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outlook aluminium terancam produksi China


Jumat, 26 Agustus 2016 / 19:57 WIB
Outlook aluminium terancam produksi China


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga aluminium terancam oleh kenaikan produksi pada paruh kedua tahun ini. Tekanan harga akan semakin kuat apabila The Fed menaikkan tingkat suku bunga.

Mengutip Bloomberg, Kamis (25/8) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah tipis 0,09% ke level US$ 1.644,5 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, aluminium tergerus 2,3%.

Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka menuturkan, China sebagai produsen aluminium terbesar melakukan reformasi komoditas, termasuk mengurangi angka produksi aluminium dalam negeri. Hal tersebut telah menunjukkan hasil.

Berdasarkan data Biro Statistik China, output aluminium China dalam tujuh bulan pertama tahun ini turun 1,5% menjadi 17,98 juta ton. Sementara International Aluminium Institute menunjukkan produksi global dalam tujuh bulan pertama turun 1,2% menjadi 33,12 juta ton.

"Tetapi kondisi fundamental ini belum cukup kuat untuk menjaga kejatuhan harga aluminium apabila The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga," kata Ibrahim.

Meski telah memangkas produksi aluminium, kebijakan China ini terlihat tidak konsisten. Tidak hanya di negeri Panda, produsen aluminium di luar China pun berupaya untuk kembali meningkatkan angka produksi.

Beberapa produsen aluminium memperingatkan adanya ancaman kenaikan produksi setelah harga bergerak naik. Produsen akan mengaktifkan kembali smelter yang sebelumnya berhenti beroperasi akibat rendahnya harga aluminium.

Perusahaan aluminium China, Aluminum Corp. of China Ltd. yang juga merupakan perusahaan milik negara memberi pernyataan yang kurang optimistis pada prospek aluminium di semester kedua tahun ini.

Aluminum Corp. memperingatkan, tekanan kelebihan pasokan mungkin berlanjut pada paruh kedua tahun ini lantaran penambahan kapasitas produksi baru. Saat ini tengah berkembang smelter dengan biaya lebih murah sehingga menggeser smelter tua dengan biaya tinggi.




TERBARU

[X]
×