Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi investor asing pada 2018 sepertinya mulai berubah. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencatatkan net buy asing sejak awal tahun ini.
Menurut data RTI, secara year-to-date (ytd) investor asing telah mencatatkan net buy hingga Rp 1,31 triliun. Jumlah ini berbanding terbalik dengan 2017 lalu, di mana asing mencatatkan net sell hingga Rp 39,87 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa pemodal asing masih tertarik untuk menjadikan pasar modal Indonesia sebagai destinasi investasi, setidaknya selama sebulan terakhir. Head of Research Infinitum Advisory menduga, kondisi serupa berpotensi berlanjut hingga akhir tahun ini.
"Asalkan Pilkada serentak tahun ini bisa berjalan dengan kondusif, investor asing nampaknya masih akan mencetak net buy sampai akhir tahun nanti," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).
Salah satu sentimen yang jadi pendukung masuknya investor asing ialah peningkatan peringkat utang Indonesia. Akhir tahun lalu, Fitch Ratings meningkatkan peringkat utang Indonesia ke BBB dengan outlook stabil. Hal ini menjadikan pilihan berinvestasi di Indonesia semakin menggiurkan lantaran tingginya return yang ditawarkan, namun risiko investasinya semakin rendah.
Agustini bahkan melihat net buy masih akan terus berlanjut hingga tahun 2019 nanti. Namun, prediksi ini baru bisa terwujud jika Pemilu Presiden di tahun depan dimenangkan oleh calon yang dijagokan para investor asing.
Selain itu, laporan keuangan emiten juga jadi alasan asing masih akan tertarik untuk masuk ke pasar modal Tanah Air. Kinerja sejumlah emiten yang sesuai ekspektasi menimbulkan harapan akan peningkatan kinerja di tahun ini.
Tak heran, investor asing sudah mulai memilih-milih sektor yang menarik untuk portofolio mereka. Menurut Agustini, sektor perbankan jadi pilihan pemodal asing. Momentum tahun politik dimanfaatkan asing untuk masuk ke sektor-sektor seperti telekomunikasi, konsumer, pertambangan, dan media, yang berpotensi mencetak net buy tinggi tahun ini.
Meski begitu, kondisi net buy asing berpotensi berbalik arah di tahun ini jika sentimen dari Amerika Serikat (AS) mendominasi. Pelonggaran aturan pajak bagi pengusaha dan pergantian Gubernur The Federal Reserve (The Fed) berpotensi membuat dana dari negara berkembang termasuk Indonesia lari ke Negeri Paman Sam.
Jerome Powell yang telah ditunjuk untuk menggantikan Janet Yellen sebagai Gubernur The Fed berpotensi membuat para investor asing membawa uangnya ke Amerika Serikat (AS). "Namun, itu semua tergantung pada kebijakan yang dibuat Powell saat dia menjabat nanti," kata Agustini.
Jika kebijakan tersebut cenderung pro pengusaha, ia tak menampik adanya kemungkinan bagi para investor asing untuk membawa uangnya keluar dari Indonesia. Sebab, hal tersebut akan semakin membuat para investor lebih mudah untuk berinvestasi di AS ketimbang di negara lain.
Sentimen kenaikan Fed Fund Rate sebanyak tiga kali tahun ini juga bisa mempengaruhi arus dana masuk di pasar modal Indonesia. Meski begitu, Agustini melihat dampak hal tersebut tergolong kecil dibanding pergantian Gubernur The Fed.
"Sebab, The Fed nampaknya akan cenderung menahan kenaikan bunga ini karena mereka masih akan terus memacu konsumsi masyarakat agar ekonomi AS tumbuh tahun ini," imbuh Agustini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News