kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri Investasi: KIK EBA berpotensi makin tumbuh


Kamis, 14 Desember 2017 / 19:51 WIB
Mandiri Investasi: KIK EBA berpotensi makin tumbuh


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau baru memiliki satu produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA), PT Mandiri Manajemen Investasi yakin produk alternatif investasi tersebut berpotensi semakin berkembang di tahun depan.

Keyakinan bahwa potensi berkembangnya KIK EBA di Indonesia ditunjukkan oleh Alvin Pattisahusiwa, Direktur Utama Mandiri Investasi. Ia berkaca pada peluncuran perdana produk KIK EBA Mandiri JSMR01 pada 31 Agustus lalu.

Dengan nilai penawaran sebesar Rp 1,85 triliun saat peluncuran, produk yang jatuh tempo pada 30 Agustus 2022 tersebut mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 2,5 kali pada hari kedua penawaran.

Menurut Alvin, hal itu menunjukkan bahwa minat investor cukup besar terhadap KIK EBA. Investor yang berminat pun tidak hanya dari Indonesia, melainkan ada yang berasal dari luar negeri.

Ia menambahkan, salah satu alasan masuknya investor asing ke produk KIK EBA adalah adanya perbedaan regulasi investasi di negara lain. “Jadi, ada momen di mana investasi pada aset tertentu dilarang di negara lain, tapi di Indonesia tidak,” katanya, Kamis (14/12).

KIK EBA juga dinilai akan semakin dibutuhkan oleh berbagai perusahaan, terutama BUMN. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan kepada BUMN yang sedang membutuhkan dana agar melakukan sekuritisasi aset. Salah satu caranya adalah bekerja sama dengan manajer investasi dengan meluncurkan KIK EBA.

Portfolio Manager Mandiri Investasi, Tommy H. Simamora berpendapat, mengingat KIK EBA berorientasi pada aset keuangan, maka underlying asetnya bisa berupa beberapa klaim, seperti kredit bank.

“Makanya, salah satu keunggulan KIK EBA adalah investor bisa mendapat keuntungan berupa kupon dan pokok,” katanya.

Ke depannya, mengingat potensi berkembangnya KIK EBA cukup besar di Indonesia, Tommy menilai manajer investasi perlu mengkaji secara mendalam aset dasar yang diincar serta fundamental perusahaan yang diajak bekerja sama. Hal ini untuk meminimalisir risiko investasi pada produk tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×