kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang sukuk negara pekan depan bakal ramai


Jumat, 17 Maret 2017 / 15:24 WIB
Lelang sukuk negara pekan depan bakal ramai


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed kemarin dapat meningkatkan minat investor pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) Selasa (21/3) depan.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebutkan, ada lima sukuk pemerintah yang bakal dijajakan pekan depan.

Pertama, SPN-S08092017 dengan imbalan diskonto yang akan jatuh tempo pada 8 September 2017. Instrumen ini beraset dasar Barang Milik Negara berupa tanah dan bangunan.

Kedua, PBS013 dengan imbalan 6,25% yang bakal kedaluwarsa pada 15 Mei 2019.

Ketiga, PBS014 dengan imbalan 6,5% yang tenggat waktunya 15 Mei 2021.

Keempat, PBS011 dengan imbalan 8,75% yang akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2023.

Kelima, PBS012 dengan inbalan 8,87% yang bakal kedaluwarsa pada 15 November 2031.

Seri Project Based Sukuk (PBS) beraset dasar proyek atau kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Dalam lelang SBSN pekan depan, pemerintah mematok target indikatif Rp 6 triliun. Jika tak ada aral melintang, setelmen dihelat pada 23 Maret 2017.

Lili Indarli, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memproyeksikan, lelang sukuk negara pekan depan berpotensi mengalami kelebihan penawaran tiga kali hingga empat kali dari target indikatif.

Sebab, The Fed akhirnya memutuskan untuk mengerek suku bunga sebesar 25 bps menjadi 0,75% - 1% pada Kamis (16/3) waktu setempat. "Ini meredakan ketidakpastian yang selama ini cukup tinggi membayangi pasar," imbuhnya.

Setelah tekanan eksternal berkurang, lanjut Lili, peserta lelang disinyalir bakal mulai memburu SBSN bertenor menengah dan panjang. Berbeda dengan lelang obligasi pemerintah sejak awal tahun yang diwarnai permintaan tinggi terhadap obligasi bertenor pendek.

"Yield yang diminta investor juga diprediksi lebih kompetitif dan diharapkan bisa lebih rendah dari midday yield IBPA," terangnya. Hal tersebut sejalan dengan tren bullish di pasar obligasi Indonesia saat ini.

Pada lelang SBSN sebelumnya 7 Maret 2017, pemerintah menyerap dana Rp 6,1 triliun dari total penawaran Rp 12,34 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×