kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korporasi di Tanah Air bidik dana global


Selasa, 16 Januari 2018 / 11:22 WIB
Korporasi di Tanah Air bidik dana global
ILUSTRASI. Pekerja Melakukan Perawatan Kilang di Medco Energi


Reporter: Dityasa H Forddanta, Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korporasi Indonesia semakin pede menghimpun pendanaan global. Risiko investasi yang kian rendah, plus peringkat utang negara kita yang semakin membaik, menjadi pendorong utama sejumlah emiten di Tanah Air memantapkan langkah menawarkan global bond.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), misalnya, bersiap menggelar roadshow dalam rangka penerbitan global bond senilai US$ 400 juta. Emiten konstruksi ini menjadwalkan roadshow pada 16-19 Januari tahun ini. Empat lembaga keuangan internasional: BNP Paribas, HSBC Limited, Mandiri Securities Pte Ltd, dan MUFG Securities Asia Ltd bersedia menjadi pembeli awal (initial purchasers) atas obligasi global WIKA.

Emiten lain yang bersiap merilis global bond adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Perusahaan ini akan menerbitkan obligasi global melalui anak usahanya, Medco Platinum Road Pte. Ltd. Mereka belum mengumumkan berapa nilai penerbitan surat utang itu. Namun, lembaga pemeringkat Moody's Investors Service sudah mengganjar outlook positif atas rencana penerbitan obligasi Medco Platinum.

Korporasi lainnya adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang ingin mengikuti jejak PT Jasa Marga Tbk melepas Komodo Bond. Nilainya cukup fantastis, US$ 1 miliar–US$ 2 miliar.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, ada sejumlah faktor saling terkait yang memicu munculnya tren tersebut. Semua diawali tiga lembaga pemeringkat internasional yang menaikkan rating Indonesia tahun lalu.

Kenaikan itu mencerminkan risiko investasi di negara kita membaik. Di akhir 2017, Moody's kembali menggerek rating Indonesia jadi setingkat di atas investment grade. Hal ini tentu kian menarik. "Dengan naiknya rating negara kita, otomatis rating korporasi ikut naik," ujar Hans.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji sependapat. Kenaikan rating mendorong capital inflow ke pasar modal dalam negeri. "Emiten bisa mudah menerbitkan global bond karena kenaikan rating itu membuat kepercayaan pelaku pasar global meningkat," jelas Nafan.

Faktor lain, lanjut Hans, adalah penurunan suku bunga dalam negeri yang berjalan lambat. Sehingga, rating yang telah membaik tadi dimanfaatkan emiten mencari dana dari luar negeri guna memitigasi risiko dari tingkat suku bunga dalam negeri yang belum sepenuhnya murah.

Semakin bagus kredit rating Indonesia dan emiten, maka semakin rendah kupon yang ditawarkan ke investor. Hal ini sekaligus menunjukkan credit rating makin bagus. Artinya, risiko gagal bayar perusahaan itu kian rendah. Dengan mempertimbangkan dua faktor itu, banyak perusahaan merilis global bond, baik konvensional maupun Komodo Bond.

"Karena kuponnya yang relatif rendah dibanding bunga pinjaman dari perbankan," tambah Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×