kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   8.000   0,48%
  • USD/IDR 16.360   12,00   0,07%
  • IDX 6.614   -32,21   -0,48%
  • KOMPAS100 983   -7,19   -0,73%
  • LQ45 770   -6,58   -0,85%
  • ISSI 203   -0,21   -0,10%
  • IDX30 399   -2,27   -0,57%
  • IDXHIDIV20 481   -2,24   -0,46%
  • IDX80 112   -0,69   -0,62%
  • IDXV30 117   0,23   0,20%
  • IDXQ30 132   -1,00   -0,76%

Ini saham penghuni baru indeks MSCI


Senin, 16 Mei 2016 / 07:00 WIB
Ini saham penghuni baru indeks MSCI


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengubah komposisi (rebalancing) pada daftar saham-sahamnya. MSCI kembali memasukkan emiten asal Indonesia ke dalam MSCI Global Standard Index dan MSCI Global Small Cap Index yang akan mulai berlaku di pengujung Mei 2016.

Saham Indonesia yang masuk dalam daftar MSCI Global Standard Index adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT). MSCI menghapus satu saham, yakni emiten perkebunan milik grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Perubahan juga terjadi pada MSCI Global Small Cap Index. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masuk dalam daftar. Di sisi lain, MSCI menghapus dua saham, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) dalam jajaran indeks small cap.

Masuknya GIAA dan WSKT ke dalam MSCI Index akan menambah daya tarik kedua saham ini. Pasalnya, MSCI menjadi salah satu acuan investor global untuk masuk ke saham Indonesia.

Kinerja fundamental emiten, likuiditas, dan kapitalisasi pasar merupakan beberapa indikator yang menjadi syarat masuknya suatu saham ke indeks MSCI.

Janson Nasrial, Head of Institutional Equity MNC Securities, menilai, kedua saham tersebut merupakan pilihan yang tepat untuk investasi, baik untuk skala saham besar (big cap) ataupun kecil (small cap).

Janson mencontohkan, GIAA menunjukkan pemulihan kinerja dalam setahun terakhir. Fundamental GIAA juga tertolong oleh harga energi yang turun cukup dalam ketimbang tahun sebelumnya. Dengan demikian, GIAA memiliki prospek laba bersih yang lebih bagus dibandingkan dua tahun lalu.

Fundamental GIAA juga menarik karena mulai bisa mengurangi postur utang yang sebelumnya gemuk dan menekan margin laba. Fundamental yang membaik juga tercermin dari perbaikan harga saham GIAA.

"Terlebih GIAA menyasar pasar domestik yang memiliki peluang tumbuh lebih besar," kata Janson kepada KONTAN, Minggu (15/5).

Sedangkan WSKT merupakan emiten konstruksi yang punya target tinggi di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur. Menurut Janson, realisasi kontrak WSKT juga jauh lebih bagus dibandingkan emiten konstruksi lainnya. Ini membuat laba bersih WSKT berpotensi terbang. Sahamnya pun semakin aktif ditransaksikan.

Segendang sepenarian, Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas, berpendapat, WSKT dan GIAA yang menjadi keluarga baru MSCI merupakan emiten dengan kategori fundamental yang solid. Hal ini terlihat dari harga kedua emiten tersebut yang terus melambung.

Keduanya juga tergabung dalam sektor saham yang menjadi unggulan dalam satu tahun terakhir ini. Di lain pihak, ketiga saham yang ditendang dari MSCI memang tengah mengalami penurunan kinerja.

"Ketiganya memang kurang menawarkan return menarik," ujarnya.

Menurut Lucky, bisnis lahan industri BEST ia perkirakan masih melambat tahun ini. Adanya rebalancing MSCI ini juga menjadi indikasi investor untuk kembali mencermati MSCI Indonesia ETF (EIDO). Menurut Lucky, di bursa Amerika, EIDO sedang berada dalam kondisi jenuh jual alias oversold.

Dengan begitu, EIDO diperkirakan bisa terapresiasi positif. Saat ini, harga EIDO ada di level US$ 22,21 per saham. Menurut Lucky, harga ini masih cukup murah. Sehingga, indeks EIDO berpeluang menguat ke US$ 27 dollar per saham.

"Dengan adanya rebalancing ini, performa EIDO akan terdorong di penutupan tahun," tandasnya.

Dua saham yang masuk MSCI kali ini juga bisa menjadi pilihan saham investasi bagi investor. Janson dan Lucky sama-sama merekomendasikan buy untuk GIAA dengan target harga Rp 550 per saham. Untuk saham WSKT, Janson memasang target harga Rp 2.800 dengan rekomendasi hold.

Lucky juga mematok target harga serupa untuk WSKT, tetapi ia merekomendasikan beli saham ini. Ia memprediksi, dalam jangka pendek, WSKT berpeluang menuju Rp 2.625 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×