CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,39   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,24   -0,75%
  • LQ45 871   -4,39   -0,50%
  • ISSI 216   -1,76   -0,80%
  • IDX30 446   -1,80   -0,40%
  • IDXHIDIV20 540   0,25   0,05%
  • IDX80 126   -0,90   -0,71%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 149   -0,33   -0,22%

IHSG turun 3%, OJK belum khawatir


Jumat, 11 November 2016 / 13:48 WIB
IHSG turun 3%, OJK belum khawatir


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dalam sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. IHSG sesi I terpuruk 2,95% ke level 5.289,32. Tersungkurnya IHSG sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menembus level Rp 13.873 per dollar AS pada pagi hari tadi.

Pasar dinilai masih disetir oleh berita kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS. Menanggapi hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai gejolak yang dialami pasar dalam negeri hanya akan bersifat sementara.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, hampir semua negara terutama emeging market terkena paparan dari isu global tersebut.

"Beberapa hal yang memengaruhi pasar keuangan secara global adalah terkait suku bunga The Fed. Pasar masih melihat dan mengamati kebijakan presiden baru nantinya seperti apa," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/11).

Menurut Nurhaida, jika suku bunga The Fed dinaikkan, maka kondisi ekonomi AS dianggap membaik. Sehingga, akan ada penyesuaian portofolio investor asing. Nah, pergeseran portofolio ini memang kerap menyebabkan aksi jual investor asing dari pasar emerging.

Namun, Nurhaida yakin, kondisi fundamental ekonomi dalam negeri akan mengkompensasi penurunan IHSG. "Kami juga sudah melakukan beberapa penyempurnaan aturan pasar modal yang mempermudah investor dan tetap menjaga kepercayaan pasar," ujarnya.

Meski anjlok dalam, Nurhaida menilai penurunan ini merupakan volatilitas biasa, sehingga belum perlu dilakukan relaksasi. Ia mengatakan, infrastruktur yang dimiliki bursa sudah bisa menjaga dan mengantisipasi jika ada penurunan saham yang dianggap signifikan.

"Bursa memiliki tools yang memadai untuk mengantisipasi itu. Jika pasar turun signifikan, ada aturan misalnya autoreject untuk saham-saham tertentu, suspensi dalam rangka cooling down, dan sebagainya," imbuhnya.

Ia menambahkan, meski IHSG turun dalam hari ini, tetapi dari awal tahun IHSG sudah tumbuh cukup tinggi. Walaupun ada sedikit gejolak efek pemilihan presiden AS, Nurhaida melihat dari awal tahun IHSG masih bisa tumbuh sekitar 14%-15%. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan indeks di seluruh pasar dunia, pertumbuhan IHSG ini masih tergolong tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×