kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.662.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Harga emas sulit mengkilap di tahun 2017


Kamis, 15 Desember 2016 / 21:25 WIB
Harga emas sulit mengkilap di tahun 2017


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Prospek kenaikan suku bunga The Fed tahun 2017 mengurangi daya tarik emas sebagai aset nonbunga. Emas minim sentimen pendukung kecuali jika terjadi kejatuhan bursa saham global.

Alwi Assegaf, analis PT SoeGee Futures memaparkan, kenaikan suku bunga The Fed sudah sesuai dengan perkiraan pasar. Tetapi yang menjadi penekan harga emas adalah proyeksi kenaikan di tahun 2017. Bahkan kenaikan suku bunga bisa berlanjut di tahun 2018. Dalam jangka panjang, The Fed menargetkan suku bunga di level 3% dari sekarang 0,5%-0,75%.

"Hal ini yang kemudian mengangkat dollar AS dan menekan emas. Sebagai aset nonbunga, emas semakin tertekan dengan suku bunga yang tinggi," paparnya.

Sepanjang tahun 2016, emas sudah turun sekitar 9%. Penurunan paling dalam terjadi pada bulan November dengan tekanan isu kenaikan suku bunga serta kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS. "Di tengah tidak adanya berita menggemparkan yang bisa mengangkat peran safe haven, prospek emas masih bearish," lanjut Alwi.

Prospek kenaikan suku bunga The Fed mengurangi daya tarik emas sebagai investasi alternatif. Terlihat kepemilikan emas terbesar di dunia yakni SPDR Gold Shares turun 0,8% ke angka 894,44 ton setelah pertemuan The Fed. Sejak bulan November kepemilikan emas sudah jatuh 10%.

Kenaikan harga emas yang mungkin terjadi dalam jangka pendek menurut Alwi hanya merupakan aksi bargain hunting. Dengan prospek kenaikan suku bunga The Fed tahun depan, emas sulit menanjak. Kondisi ekonomi dan politik di Eropa terbukti tidak mampu menjaga laju emas. Seperti ketika terjadi referendum di Italia.

Emas masih tertekan lantaran efek dari referendum Italia tidak sebesar Brexit atau pemilihan presiden AS. Sedangkan pada isu Brexit, Inggris sudah berupaya untuk agar tetap mendapat akses perdagangan ke Uni Eropa. Hal tersebut mengurangi kekhawatiran pasar.

"Satu - satunya harapan harga emas bisa naik lagi adalah kejatuhan bursa saham global. Yakni apabila kenaikan suku bunga AS membuat saham berjatuhan," kata Alwi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/12) pukul 19.45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2017 di Commodity Exchange tergerus 2,61% ke level US$ 1.133,3 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Sepekan ke depan Alwi memperkirakan emas akan melemah di kisaran US$ 1.117 - US$ 1.165 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×