kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GIAA kejar efisiensi non-fuel US$ 250 juta


Selasa, 15 Maret 2016 / 17:40 WIB
GIAA kejar efisiensi non-fuel US$ 250 juta


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tahun ini sepertinya bakal jauh lebih baik. Ini tak lepas dari rencana efisiensi yang dikejar maskapai penerbangan pelat merah tersebut.

Tahun ini, manajemen menargetkan efisiensi mencapai US$ 250 juta. Angka ini meningkat 22% dibanding target efisiensi 2015 lalu, US$ 200 juta. Realisasi tahun lalu sendiri sedikit diatas target, yakni sebesar US$ 205 juta.

"Efisiensi tahun ini ditargetkan US$ 250 juta, tapi efisiensi ini bukan berasal dari efisiensi bahan bakar (non-fuel)," ujar I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra, Direktur GIAA kepada KONTAN belum lama ini.

Sehingga, manajemen tidak hanya pasif mengandalkan tren rendahnya harga minyak dunia guna mengejar target tersebut. Tapi, manajemen memiliki cara yang lebih proaktif.

Salah satu cara yang cukup signifikan dampaknya adalah, program efisiensi biaya yang juga diberlakukan terhadap seluruh anak usaha GIAA. Pria yang juga akrab disapa Ari itu bilang, dari anak usaha diharapkan bisa mencatat efisiensi operasi sebesar US$ 48 juta.

Lalu, efisiensi juga bakal diberlakukan terhadap seluruh cabang-cabang milik GIAA. Untuk hal ini, manajemen menargetkan bakal ada efisiensi hingga US$ 26 juta.

"Kalau secara teknis efisiensinya, khusus keuangan akan kami sederhana dari 46 unit keuangan di cabang-cabang menjadi 30 unit keuangan, sementara sisanya akan dirangkap," tutur Ari.

Hal itu sangat mungkin dilakukan karena sistem keuangan GIAA saat ini sudah menggunakan SAP dan semua transaksi juga telah dilakukan menggunakan sistem transaksi non-tunai.

Nah, karena efisiensi yang dilakukan banyak dilakukan terhadap hal-hal tersebut, maka menajemen menjamin efisiensi tersebut tidak akan mengurangi kualitas yang diberikan GIAA. Tahun lalu, GIAA bisa merealisasikan efisiensi non-fuel US$ 200 juta dan tetap memperoleh penghargaan 5 Star dari Skytrax.

"Ini bukti bahwa efisiensi yang kami lakukan tidak mengurangi kualitas," pungkas Ari.

Ditengah fluktuasi kurs dan harga minyak dunia, efisiensi memang menjadi salah satu cara yang paling logis untuk mempertahankan peforma keuangan. Hal ini juga menjadi strategi yang paling dikejar oleh GIAA.

Ini juga sudah terlihat dari hasil kinerja perseroan sepanjang tahun lalu. Pada periode 2015, membukukan laba bersih sebesar US$ 77,97 juta sepanjang tahun lalu. Kinerja itu jauh lebih baik dibandingkan tahun 2014 yang masih mencatat kerugian sebesar US$ 368,9 juta.

Laba yang dicatatkan perusahaan pelat merah ini lebih disebabkan oleh penyusutan beban usaha. Pasalnya, pendapatan GIA masih menurun. Pada tahun 2014, total pendapatan usaha GIAA mencapai US$ 3,93 miliar. Sementara tahun 2015 lalu, pendapatannya turun 3,02% menjadi US$ 3,81 miliar.

Beban operasional penerbangan GIAA terpangkas 14,5% menjadi US$ 2,19 miliar. Total beban usaha GIAA pun menyusut 13% menjadi US$ 3,7 miliar. Turunnya beban membuat GIAA masih mencetak laba usaha mencapai US$ 168,7 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×