kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten tetap ekspansi meski bisnis seret


Senin, 21 Mei 2018 / 07:06 WIB
Emiten tetap ekspansi meski bisnis seret
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dian Sari Pertiwi, Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan masih mengancam pasar modal dalam negeri. Di tengah berbagai tantangan, sejumlah emiten tetap melanjutkan ekspansi usaha pada tahun ini.

Di kuartal I-2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah ekspektasi pasar. Pekan lalu, Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan ke level 4,50% untuk menahan kejatuhan rupiah. Dua faktor ini menjadi katalis negatif yang membayangi pasar modal hingga Juni nanti.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, tahun ini tantangan terbesar pelaku pasar adalah permintaan masyarakat. Pemerintah juga punya tugas berat, yakni meningkatkan iklim investasi menjadi lebih kondusif. "Tantangan eksternal juga kuat, pemerintah perlu antisipasi juga," kata dia, Jumat (18/5).

Meski menghadapi tantangan daya beli, tak lantas emiten mengerem rencana ekspansinya. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), misalnya, terus mengerek kapasitas produksi dengan menambah dua basis produksi di Subang dan Sumatra Selatan (Sumsel). Kapasitasnya masing-masing bertambah sebesar 20 ton per jam dan 40 ton per jam.

Untuk ekspansi itu, HOKI mengalokasikan belanja modal Rp 100 miliar. "Sumber dana dari internal dan perbankan, namun porsinya belum ditentukan dan lebih prefer dana internal, karena untuk pembangunan tidak keluar sekaligus besar," kata Investor Relations HOKI Dion Surijata, Minggu (20/5).

Produsen beras ini menargetkan pabrik di Subang rampung pada kuartal III-2018. Sementara pabrik di Sumsel ditargetkan selesai pada akhir tahun depan.

PT Astra International Tbk (ASII) juga belum menahan ekspansi. ASII menyiapkan belanja modal Rp 2,7 triliun untuk segmen bisnis otomotif. Dengan dana itu, ASII akan menambah jaringan cabang dan peremajaan. Strategi ini untuk memperkuat lagi pangsa pasar yang tergerus karena persaingan ketat. Berdasarkan data Gaikindo, per Maret 2018 pangsa pasar mobil Astra turun 5% menjadi 50% dari periode sama tahun lalu.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) pun siap melanjutkan ekspansi. “Di segmen seluler, ekspansi organik kami masih fokus menumbuhkan bisnis data dengan memperkuat jaringan 4G pada tahun ini,” kata VP Investor Relations TLKM Andi Setiawan.

Namun, tak semua emiten mampu menggeber ekspansi di tahun ini. Ada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang membatalkan niatnya mengakuisisi Madina Cement Industries Ltd, perusahaan semen di Bangladesh. Tantangan industri semen antara lain kelebihan pasokan dan kenaikan harga batubara. Kelebihan pasokan terus menggerus bisnis SMGR. Di kuartal I-2018 lalu, laba bersih SMGR menyusut 44,87% menjadi Rp 411,55 miliar.

Nafan menilai, SMGR harus mampu mengatur strategi bisnis, misalnya menggandeng mitra baru. "Jika SMGR mampu menghasilkan kesepakatan dengan partner agar menggunakan produk SMGR, hal ini akan memberikan sentimen positif di tengah over supply," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×