kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eastspring: Sentimen suku bunga AS lebih besar daripada perang dagang


Rabu, 04 Juli 2018 / 15:58 WIB
Eastspring: Sentimen suku bunga AS lebih besar daripada perang dagang
Manajemen Eastspring Investment


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rabu (4/7), Eastspring Investment Indonesia menggelar review pergerakan pasar global dan lokal. Perusahaan manajer investasi yang memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak April 2012 ini berpandangan korekasi pasar saham merupakan kesempatan yang tepat untuk mendulang untung yang lebih besar di kemudian hari.

Ari Pitojo, Chief Investment Officer Eastspring Indonesia mengatakan koreksi yang terjadi di pasar investasi saat ini karena pengaruh banyaknya sentimen negatif dari luar. Sementara, fundamental dalam negeri tergolong baik.

Beberapa isu luar negeri yang membuat pasar investasi maupun keuangan Indonesia bergejolak adalah kenaikan suku bunga AS, politik di Italia, krisis di Turki, perang dagang AS dan China, dan harga minyak yang melambung.

Namun, Ari mengungkapkan sentimen yang sebenarnya lebih mengkhawatirkan adalah masih dari respons pasar terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve daripada perang dagang. Ari memproyeksikan sentimen negatif yang selama ini menerpa pasar modal akan semakin mendekati atau beriringan dengan kondisi fundamental atau pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia.

Ari masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun bisa mencapai 5,3% didukung sentimen pemilihan presiden 2019 dan perkembangan pembangunan infrastruktur. Selain itu inflasi di akhir tahun sebesar 3,5%.

Sementara, isu perang dagang menurut Ari tidak akan berujung menurunkan atau menahan ekonomi global. "Rasanya ekonomi turun karena perang dagang akan sulit terjadi karena semua pemimpin negara yang terpilih mayoritas memiliki tujuan menyejahterakan warganya, tapi tidak bisa dipastikan juga bagaimana kalau dalam jangka panjang," kata Ari, Rabu (4/7). Ekonomi harus bertumbuh jika pemimpin ingin dipilih, sekalipun saat itu terjadi perang dagang.

Ari memproyeksikan saat suku bunga AS bergerak lebih stabil atau tidak naik secara agresif maka itu saatnya emiten di Indonesia harga sahamnya naik. "Begitu suku bunga stabil itu bagus untuk investasi," kata Ari.

Namun, Ari belum memiliki gambaran jelas di berapa level IHSG akan jatuh terdalam. "Yang bisa dilakukan saat ini hanya lebih berhati-hati menunggu dan bertahap saat masuk pasar, disaat mayoritas orang panik timbul kesempatan bagus untuk masuk," kata Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×