kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,45   6,85   0.69%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana investor lokal menopang pasar obligasi


Rabu, 23 Mei 2018 / 11:30 WIB
Dana investor lokal menopang pasar obligasi


Reporter: Danielisa Putriadita, Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi investor lokal di pasar surat utang pemerintah dalam negeri semakin kokoh. Saat investor asing terus menarik dana dari pasar obligasi, investor lokal justru memanfaatkan penurunan harga untuk mengakumulasi beli di harga bawah.

Perusahaan asuransi dan dana pensiun tampak melakukan aksi beli saat harga surat utang negara (SUN) murah. Sejak awal tahun, kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh perusahaan asuransi semisal, naik Rp 18,62 triliun jadi Rp 169,42 triliun.

Sementara, kepemilikan SBN oleh dana pensiun per 16 Mei lalu, mencapai Rp 212,54 triliun. Bila dihitung sejak awal tahun, kepemilikan dana pensiun naik Rp 14,48 triliun.

Menurut Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, ini merupakan strategi perusahaan asuransi dan dana pensiun di masa penurunan pasar obligasi saat ini. "Sebagai investor dengan horizon investasi jangka panjang, turunnya harga saat ini jadi momentum bagus untuk mendapat yield lebih tinggi," ujar dia, Selasa (22/5).

Diduga, investor institusi lokal pula yang mendorong lelang SUN kemarin sukses besar. Dalam lelang kemarin, penawaran yang masuk mencapai Rp 31,48 triliun. Pemerintah menyerap dana Rp 15 triliun dari lelang tersebut.

Selain perusahaan asuransi dan dana pensiun, Bank Indonesia (BI) juga tampak menambah kepemilikan. Sejak awal tahun ini, kepemilikan BI naik Rp 22,9 triliun menjadi Rp 155,51 triliun per 16 Mei.

Ifan menilai ini merupakan salah satu langkah BI menstabilkan moneter. "BI masuk ke pasar dan membeli obligasi agar level harga obligasi tetap stabil dan tidak terlalu bergejolak," jelas dia.

Asing masih jualan

Sekadar informasi, harga obligasi negara masih terus melemah. Kemarin, indeks harga SUN yang disusun Himdasun ditutup di 96,96. Ini merupakan level terendah sejak Maret 2016.

Sepanjang tahun ini, investor asing telah mencetak jual bersih (net sell) SUN sebesar Rp 8,9 triliun. Bahkan, di bulan Mei saja, asing melepas SUN Rp 18,09 triliun.

Ifan menyebut, tekanan pada pasar obligasi Indonesia tahun ini paling besar berasal dari faktor eksternal. Utamanya, pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Selain itu, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve yang lebih agresif menguat. Investor asing lantas menarik kembali dana dari pasar negara-negara berkembang dan masuk ke pasar AS. Yield obligasi AS lantas naik menembus 3%. Kemarin, yield US Treasury tenor 10 tahun sebesar 3,07%.

I Made Adi Saputra, analis Fixed Income MNC Sekuritas, menyebut, volatilitas rupiah sepanjang tahun ini turut mengurangi minat investor asing. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 4%. "Pergerakan rupiah yang belum stabil membuat asing tidak bisa memperkirakan sedalam apa kerugian. ini menjadikan SBN berisiko tinggi," kata dia.

Analis sepakat, saat ini, merupakan momen tepat untuk masuk ke pasar SUN. Lantaran harga saat ini rendah, investor berpotensi memperoleh return lumayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×