Reporter: Cindy Silviana Sukma, Sunarti Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Dollar Australia tertekan terhadap sejumlah mata uang dunia. Penekan pelemahan mata uang Australia ini adalah niat Reserve Bank of Australia (RBA) alias Bank Sentral Australia yang akan memangkas suku bunga acuan.
Hingga Selasa (30/7) pukul 18.27 WIB, pasangan AUD/USD melemah 1,35% menjadi 0,9082 dibanding hari sebelumnya. Pasangan AUD/JPY melemah 1,42% menjadi 88,89. Pairing EUR/AUD menguat 1,43% menjadi 1,4613. "Data inflasi terbaru tidak memperlihatkan adanya pergeseran," kata Stevens. Ia menambahkan, tidak akan kaget kalau nilai tukar aussie melemah lagi.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, pasangan AUD/USD melemah karena pernyataan gubernur RBA. "Pidato ini menyiratkan akan ada ruang untuk menurunkan suku bunga, dan depresiasi dollar Australia justru disambut baik oleh RBA," ujarnya.
Di sisi lain, dollar Amerika Serikat (AS) menguat tipis menjelang rapat reguler Bank Sentral AS pada 1 Agustus. Namun, pelemahan aussie lebih mendominasi. Apalagi, selama ini, aussie selalu kesulitan mencapai level 0,9300. "Dengan tekanan bearish, saya perkirakan masih akan bergerak ke bawah," tambahnya.
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures menambahkan, tekanan dollar Australia diperburuk oleh sentimen negatif data persetujuan bangunan bulan Juni yang anjlok. Pada pairing AUD/JPY, sebenarnya yen pun tengah melemah. Pelemahan dipicu data produksi industri yang turun sebesar 3,3% dari sebelumnya yang naik 1,9%.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, selain karena dollar Australia sedang melemah, penguatan EUR/AUD pun dipicu membaiknya indeks kepercayaan konsumen Jerman. "Tampilan data banyak yang mendukung euro kembali naik," ucap Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News