Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak beragam namun cenderung menguat terbatas pada perdagangan besok. Pasalnya, indikator teknikal indeks masih menunjukkan sinyal positif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas menjelaskan, secara teknikal IHSG berhasil menguat mendekati upper bollinger bands dan level tertinggi tahun ini sehingga untuk jangka menengah masih dalam tren positif.
Indikator Stochastic memang terlihat jenuh pada area overbought meskipun indikator RSI masih bergerak positif. " Sehingga IHSG diperkirakan masih akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas dengan diwarnai aksi sell on strength dikisaran 4865-4925." Kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (21/4).
Pada perdagangan hari ini, IHSG berhasil bergerak cenderung menguat dengan ditutup naik 0,54% di level 4903.09 dengan volume yang moderate. Sektor perkebunan, aneka industri dan property terkoreksi wajar setelah mengalami penguatan signifikan pada hari sebelumnya.
Lanjar bilang, IHSG menguat tajam pada saat pre closing setelah kebijakan moneter suku bunga dan Repo 7 hari dengan keputusan tetap pada level 6.75% pada suku bunga dan 5.5% pada Repo. Meskipun nilai tukar dan inflasi stabil namun masih adanya kekhawatiran perlambatan ekonomi global terutama China menjadi alasan BI menahan penurunan suku bunga guna mengendalikan inflasi.
Nilai tukar Rupiah pun ditutup masih cukup baik sehingga membuat investor asing kembali mencatatkan net buy Rp 389,62 miliar pada perdagangan hari ini.
Bursa Asia mayoritas bergerak menguat seiring penguatan harga minyak kecuali indeks saham di China yang mengalami aksi jual setelah investor bersepkulasi pertumbuhan utang berbahan bakar di China mendorong resesi global. Namun Bursa Jepang berhasil memberikan sentimen yang lebih optimis dengan prospek BOJ akan meningkatkan stimulus pada pertemuan kebijakan moneter minggu depan.
Sedangkan Bursa Eropa dibuka terkonsolidasi menanti hasil pertemuan ECB membahas kebijakan moneter lanjutan setelah beberapa data ekonomi dari aktivitas produksi cukup mengkhawatirkan. Indeks harga produksi di German pun kembali melemah.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang akan menjadi fokus investor adalah hasil survey Manufacturing PMI di Jepang dan Zona Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News