kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah mahal, dana asing lari sebentar dari IHSG


Jumat, 28 Juli 2017 / 21:18 WIB
Sudah mahal, dana asing lari sebentar dari IHSG


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Emiten berkapitalisasi besar alias big cap sudah hampir seluruhnya merilis rapor kinerja. Terbaru, ada rilis kinerja dari Grup Salim.

Hasil kinerjanya juga tak kalah moncer. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) misalnya. Perusahaan ini mencatat kenaikan laba bersih 4,6% year on year (yoy) menjadi Rp 35,65 triliun dengan kenaikan laba bersih 1,8% jadi Rp 2,27 triliun.

Anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatat kenaikan 1,6% yoy menjadi Rp 18,46 triliun. Sementara, laba bersihnya turut mengalami kenaikan 5,7% yoy jadi Rp 2,09 triliun.

Sebelumnya, big cap lain juga sudah merilis kinerja keuangan dengan rata-rata pertumbuhan double digit baik dari segi pendapatan maupun laba bersihnya.

Namun, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terlihat terbatas. Pada penutupan Jumat, (28/7), indeks menguat 11,28 poin atau setara 0,19% ke level 5.831,03.

Pemodal asing masih mencatatkan pembelian bersih pada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 131,4 miliar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 69,3 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 64,8 miliar.

Tapi, secara total, investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 245,05 miliar di pasar reguler dan penjualan bersih Rp 23,46 miliar di seluruh pasar.

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, kondisi ini terjadi lantaran investor asing telah lebih dulu mengukur rilis kinerja emiten.

Mereka sudah mengakumulasi saham big cap sejak awal dengan ekspektasi kinerja emiten big cap tersebut bakal moncer.

Ternyata, rilis kinerjanya sesuai ekspektasi. Sebagian dari mereka pun melepas saham-saham tersebut.

Selain karena profit taking, asing melepas saham big cap dan saham dengan kapitalisasi yang lebih kecil karena posisi price earning ratio (PER) IHSG yang sudah tergolong premium.

Berdasarkan data Bloomberg, PER indeks saat ini mencapai 24 kali. "Makanya, indeks terlihat hanya berada di level itu-itu saja kan," ujar David, Jumat (28/7).

Menurut dia, asing akan kembali masuk. Capital inflow bisa saja kembali deras masuk ke pasar modal lokal. Tapi, butuh momentum untuk memancig hal itu terjadi.

Salah satunya, PER indeks yang lebih murah. Murahnya PER bisa tercapai jika indeks mengalami penurunan.

"Mungkin, sekitar level 5.600 baru asing pada mau masuk lagi ramai-ramai," tambah David.

Di sisi lain, asing juga memiliki cukup alasan untuk kembali masuk ke pasar modal lokal. Pasalnya, kondisi makro Indonesia saat ini jauh lebih baik.

"“Negara mana yang laju pertumbuhan ekonominya di atas 5% dan suku bunga perbankan masih di atas 5%,” jelas David.

Kinerja emiten big cap juga masih memiliki ruang yang cukup lebar untuk tetap positif terutama saat periode kuartal II dan IV nanti. Terutama, saham-saham yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×