kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan harga minyak tidak akan bertahan lama


Kamis, 04 Agustus 2016 / 20:12 WIB
Penguatan harga minyak tidak akan bertahan lama


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penguatan harga minyak tidak bertahan lama meski didukung turunnya cadangan bensin Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Kamis (4/8) pukul 18.38 WIB, harga minyak kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,76% ke level US$ 40,52 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak terkikis 1,5%.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy memaparkan, harga minyak sempat menguat setelah data cadangan bensin Amerika Serikat (AS) turun. Pada Rabu (3/8) harga minyak melompat hingga 3,3% atau merupakan kenaikan tertinggi dalam tiga pekan.

Laporan Energy Information Administration (EIA) menunjukkan cadangan bensin AS pekan lalu turun sebesar 3,26 juta barel atau lebih tinggi dari prediksi penurunan sebesar 650.000 barel.

Data ini menopang harga minyak meski stok minyak AS bertambah 1,4 juta barel menjadi 522,5 juta barel. "Kenaikan harga juga disebabkan oleh faktor teknikal setelah penurunan tajam sejak awal Juni. Kebetulan ada berita yang mendukung," papar Nizar.

Nizar menilai, minyak membutuhkan berita positif lain untuk terus melanjutkan penguatannya. Pasalnya, kenaikan harga minyak hingga ke level US$ 52 per barel pada awal Juni lalu membuat produsen minyak baik dari OPEC maupun non OPEC kembali meningkatkan angka produksi.

Produksi OPEC sepanjang bulan Juli naik menjadi 33,41 juta barel dari sebelumnya 33,31 juta barel. Beberapa anggota OPEC terus meningkatkan produksi minyak. Salah satunya Irak yang menaikkan produksi menjadi 3,2 juta barel per hari dari sebelumnya 3,1 juta barel.

Arab Saudi juga masih mempertahankan angka produksi di level tinggi yakni di atas 10 juta barel per hari dan menurunkan harga jual untuk konsumen Asia. Sementara produksi Rusia meningkat 1,8% menjadi 10,85 juta barel.

Di AS, jumlah rig pengeboran aktif terus meningkat. "Ini menunjukkan bahwa pembatasan produksi yang sebelumnya disepakati Arab Saudi dan Rusia sudah tidak berlaku lagi," lanjut Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×