kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini lapis kedua yang patut dicermati


Senin, 27 Maret 2017 / 12:10 WIB
Ini lapis kedua yang patut dicermati


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menyentuh level tertinggi barunya pada level 5.567,13 akhir pekan lalu. Seiring kenaikan IHSG, sejumlah harga saham juga ikut meroket.

Jumat lalu, saham PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) mencetak kenaikan paling tinggi, yakni 25%, mejadi Rp 580 per saham. Selain itu, harga saham PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) naik 19% menjadi Rp 238 per saham.

Memang banyak saham yang mencetak kenaikan harga cukup tinggi. Tapi, tidak semua saham tersebut memiliki fundamental yang kuat. Lantas, saham lapis kedua (second liner) mana yang masih berpotensi naik?

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji bilang, saat saham-saham first liner jenuh, harga saham second liner biasanya naik. "Ketika suatu sentimen mendorong indeks, saham big caps dulu yang kena dampak, baru saham lapis kedua," kata dia pada KONTAN, Minggu (26/3).

Jadi, ketika indeks terus melaju dan harga saham berkapitalisasi besar sudah mahal, saham-saham lapis kedua pun ikut menanjak, meski tidak memiliki fundamental kuat. Menurut Nafan, ada beberapa saham second liner berprospek bagus, seperti ACST, BEST, DOID, MNCN, SSIA, TELE, SOCI, dan MYOH.

Menurut Nafan, harga saham ACST masih berpotensi naik dengan target harga pertama di Rp 2.860 dan target kedua di Rp 3.150. ACST bersama WSKT mengantongi kontrak pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II elevated. Dari total nilai kontrak Rp 13,5 triliun, ACST mendapat jatah Rp 6,6 triliun.

Harga saham DOID juga masih berpotensi naik hingga Rp 1.000 per saham. Harga saham emiten ini sudah naik 60% sejak awal tahun.

Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji mengatakan, investor harus mulai mewaspadai valuasi IHSG. "IHSG termasuk paling mahal di regional Asia," kata Bima.

Jadi valuasi IHSG yang saat ini sudah premium harus diikuti oleh kinerja yang bagus. Bima masih memandang positif saham DMAS dengan target harga Rp 320 per saham. Dia pun merekomendasikan saham BNGA dengan target Rp 1.360. Harga saham BNGA sudah naik 60% sejak awal tahun.

Analis Asjaya Indosurya William Surya Wijaya menambahkan, all time high IHSG belum banyak disumbang oleh saham-saham first liner. Ini tampak pada indeks LQ45 yang belum menyentuh level tertinggi. Makanya, murah atau mahalnya saham relatif. "Karena kita bicara mengenai risk profile," kata William.

Perlu diingat, selalu ada masa konsolidasi saat IHSG terus bergerak membentuk all time high baru. William merekomendasikan ADHI, ASRI, PWON, MYOR, KLBF, WTON, EXCL, ISAT, TBIG. Adapun yang menjadi top picks adalah ADHI dengan target harga Rp 3.000, KLBF di Rp 1.850 per saham, PWON di Rp 800, dan EXCL dengan target Rp 4.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×