Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar euro kembali tersungkur di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Pasangan EUR/USD, Rabu (15/6) sore, sempat terkoreksi 0,21% menjadi 1,4410. Euro melemah karena pertemuan menteri keuangan negara-negara anggota Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan penyelesaian krisis Yunani.
Dua negara yang menjadi pilar ekonomi Eropa, yaitu Jerman dan Prancis, bersilang pendapat. Jerman meminta Yunani memangkas anggaran pengeluaran. Jerman juga meminta ada semacam jaminan mengenai keterlibatan sektor swasta di negara itu, sebelum Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengucurkan dana talangan.
Jerman juga mendesak perpanjangan waktu pelunasan sebagai bagian dari proses restukturisasi utang Yunani. Namun usulan terakhir dari Jerman itu mendapat tantangan Prancis.
Untuk mengurai pertentangan pandangan, Uni Eropa sepakat menggelar pertemuan lagi pada 19 Juni 2011. "Masalah finansial ini dikhawatirkan meluas ke negara Eropa lainnya. Ini yang menjadi alasan orang menjual euro," ujar Tsutomu Soma, Dealer Obligasi dan Mata Uang Okasan Securities Co. di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Menurut Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Divisi Tresuri Bank BNI, Uni Eropa masih ragu terhadap kemampuan Yunani mengatasi tekanan utang jatuh tempo. Apalagi, Yunani belum bisa menghemat anggaran. "Hal ini yang membuat ragu para petinggi kementerian keuangan Uni Eropa," jelas Nurul.
Tapi analis optimistis euro mampu bangkit lagi. Nanang Wahyudin, Analis Harumdana Berjangka, melihat euro akan menguat menjelang keputusan Uni Eropa soal Yunani. Pasangan EUR/USD diprediksi menuju 1,4460 hingga akhir bulan nanti.
Jadi, menurut Nanang, sangat kecil kemungkinan Uni Eropa menyetujui restrukturisasi utang alias gagal bayar utang Yunani, yang berarti kebangkrutan dan kematian perekonomian Yunani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News