kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yuk melirik lima rangkuman penting hari ini!


Jumat, 14 Maret 2014 / 06:35 WIB
Yuk melirik lima rangkuman penting hari ini!
ILUSTRASI. Pengendara melintas di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (25/3/2022). ANTARA FOTO/Arnas Padda.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah rangkuman sejumlah isu penting yang harus disimak hari ini:

- BI rate bertahan di level 7,5%

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini (13/3) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI rate di level 7,50%. Ini merupakan kali ketiga BI mempertahankan bunga di tahun ini.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menyatakan, bank sentral juga mempertahankan besaran suku bunga lending facility di level 7,50% dan deposit facility di level 5,75%.

"Kebijakan tersebut masih konsisten dengan stance (pendirian) kebijakan moneter ketat, untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5% plus minus 1% tahun 2014 dan 4% plus minus 1% pada 2015 mendatang serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat," ujar Tirta di Gedung BI, Jakarta, Kamis (13/3).

- Obligasi ritel bakal terbit lagi Oktober

 Investor ritel yang ingin mengamankan dananya di surat utang bisa menyimak jadwal penerbitan obligasi negara ritel (ORI) tahun ini. Rencananya, pemerintah akan menerbitkan lagi ORI pada Oktober 2014, dengan target penyerapan lebih rendah dibandingkan ORI010 yang terbit tahun lalu.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, investor bisa melakukan pemesanan ORI mulai 1 Oktober hingga 16 Oktober 2014. Adapun penetapan kupon akan dilakukan sebelumnya, yakni pada 26 September 2014. "ORI akan kami terbitkan dengan tenor tiga tahun," ungkap Loto kepada KONTAN, Kamis (13/3).

Loto mengatakan, pemerintah menargetkan bisa menyerap dana hingga Rp 17,5 triliun dari penerbitan ORI. Asumsi tersebut lebih rendah ketimbang ORI010 yang terbit tahun lalu senilai Rp 20,20 triliun.

- Posisi rupiah

Rupiah ditutup pada level 11.383 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (13/3). Posisi mata uang garuda ini menguat 0,4% dibanding posisi rupiah hari sebelumnya yang berada pada level 11.452.

Fakta positifnya adalah neraca finansial diprediksi akan terus membaik akibat tingginya aliran masuk modal asing. Hingga Februari 2014, BI mencatat aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 34,6 triliun. Ini pulalah yang mengakibatkan posisi pundi-pundi cadangan devisa Februari naik menjadi US$ 102,7 miliar.

- Posisi IHSG

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali perkasa pada Kamis (13/3) kemarin. IHSG ditutup pada level 4.726,17 atau menguat 0,89% dari hari sebelumnya. Pergerakan IHSG mengikuti bursa Asia yang juga menguat. Terlihat dari indeks MSCI Asia yang naik 0,2% menuju level 136,38.

Dalam perdagangan kemarin, indeks saham sektoral menghijau, kecuali sektor agriculture yang mencatat penurunan sebesar 2,74% dari hari sebelumnya. Indeks sektor konsumer naik tertinggi sebesar 2,48%.

Investor asing pun membukukan net buy yang cukup besar, yakni sebanyak Rp 1,219 triliun. Dengan demikian jumlah net buy sepanjang tahun ini Rp 11,950 triliun.

- Posisi Wall Street

Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS melorot tadi malam (13/3). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's menurun 1,2% menjadi 1.846,37. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average melorot 1,4% menjadi 16.109,30. Kedua indeks acuan AS ini menorehkan penurunan terbesar sejak 3 Februari lalu.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: United Technologies Corp, Pfizer Inc dan American Express Co yang ambles lebih dari 2,4%. Penurunan juga terjadi pada Dollar General Corp yang turun 2,8%. Sementara, secara sektoral, sektor pengembang perumahan menjadi sektor dengan penurunan terbesar dalam indeks S&P dengan penurunan  2,4%.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bursa AS turun. Beberapa di antaranya yakni data ekonomi China yang lebih rendah dari estimasi. Selain itu, ketegangan di Ukraina juga membayangi pemulihan ekonomi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×