Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
“Kalau kita memilih Indeks LQ45, setidaknya kita sudah melakukan seleksi cukup banyak. Dalam hal ini otoritas bursa sudah setengah jalan dalam membantu kita,” sambung Adi.
Pun jika investor masih kebingungan untuk memilih 45 saham tersebut, proses filter bisa dilakukan kembali, yakni dengan menghitung performa per sektoral. Misal, secara analisis kuantitatif, jika seorang membeli seluruh saham sektor pertanian penghuni LQ45 dan dirata-rata selama 11 tahun, hasilnya akan memberikan return -11,68% per tahun. Hasil negatif juga dihasilkan sektor properti, infrastruktur, dan perdagangan.
Baca Juga: Jumlah investor saham dan reksadana meningkat pesat di kuartal pertama 2021
Sementara sektor barang konsumsi menghasilkan return 12,16%, mengalahkan IHSG dalam 11 tahun. Pun demikian dengan saham sektor keuangan di Indeks LQ45 yang menghasilkan return 11% per tahun.
Namun, jika investor tidak mau repot, mereka bisa membeli ‘seluruh saham’ yakni dengan membeli reksadana berbasis indeks atau ETF.
Hanya saja, Adi mengakui, analisis kuantitatif ini memiliki sejumlah kelemahan. Pertama, analisis ini membutuhkan banyak data. Pengumpulan datanya lumayan rumit dan pengambilan sumber harus konsisten.
Selain itu, analisis ini berdasarkan data lampau dan tidak memperhatikan sentimen yang bersifat kualitatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News