kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield yang dimenangkan rendah, minat investor di lelang SUN menurun


Selasa, 19 November 2019 / 21:29 WIB
Yield yang dimenangkan rendah, minat investor di lelang SUN menurun
ILUSTRASI. Lelang SUN 2011: Suasana perdagangan SUN di BNI Treasury, Jakarta Pusat, Jumat (14/1). Pemerintah akan mulai melelang SUN pada tanggal 18 Januari 2011 sebesar Rp 5 triliun. Tahun 2011 pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Pemerintah sebesar Rp


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor di lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (19/11) menurun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang sore ini menurun ke Rp 42 triliun.

Padahal, di lelang SUN dua pekan lalu jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 67 triliun. Sementara, total nominal yang dimenangkan cenderung stabil di Rp 23 triliun.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, jumlah penawaran menurun karena yield yang dimenangkan pemerintah dalam lelang belakangan cenderung menurun.

Baca Juga: Oktober, posisi utang pemerintah capai Rp 4.756 triliun

"Yield yang diminta investor tinggi tetapi pemerintah susah memberikan yield yang diminta apalagi, harusnya target realisasi penerbitan surat utang sudah hampir tercapai," kata Desmon, Selasa (19/11).

Tercatat, seri FR0082 bertenor 10 tahun menerima penawaran yield tertinggi di 7,4% dan penawaran yield terendah di 7,05%. Sedangkan, pemerintah memenangkan yield rata-rata tertimbang di 7,08%.

Desmon memproyeksikan hingga Desember pemerintah masih akan melakukan lelang Surat Berharga Negara (SBN). Oleh karena itu, pemerintah masih membatasi tingkat yield yang akan dimenangkan.

Baca Juga: Pemerintah menggelar lelang SUN hari ini, seri benchmark akan diburu

"Yield yang dimenangkan terbatas karena target penerbitan sudah hampir tercapai tetapi perkembangan defisit melebar," kata Desmon.

Sekadar informasi, kementerian keuangan memperkirakan defisit APBN berpotensi melebar hingga 2% di akhir tahun. Tercatat defisit APBN per Oktober capai Rp 289,06 triliun atau 1,8% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut mendekati batas defisit pada APBN 2019 yang ditargetkan tak lebih dari 1,84%.

Dalam lelang kali ini, investor kembali lebih banyak memburu tenor pendek dari pada tenor panjang. Tercatat, seri SPN03200220 yang jatuh tempo pada 20 Februari 2020 menerima penawaran masuk sebesar Rp 4,13 triliun. Yield rata-rata yang dimenangkan pemerintah 4,62%.

Baca Juga: Reli Panjang Harga Obligasi Negara Tertahan, Begini Proyeksinya Menurut Analis

Selanjutnya, seri SPN12200814 yang jatuh tempo pada 14 Agustus 2020 menerima penawaran masuk sebesar Rp 5,77 triliun. Pemerintah memenangkan yield rata-rata di level 4,66%.

Sementara, seri FR0081 tenor lima tahun menerima penawaran masuk sebesar Rp 8,2 triliun. Yield rata-rata yang dimenangkan pemerintah atas seri ini adalah 6,46%.

Seri FR0082 paling banyak menerima penawaran masuk, yaitu Rp 14,38 triliun dan memiliki tenor 10 tahun.

Baca Juga: Harga SBN menurun setelah reli enam pekan

Sementara, FR0080 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 menerima penawaran masuk sebesar Rp 3,57 triliun. Seri ini memiliki yield 7,39%.

Sedangkan, seri FR0083 menerima penawaran masuk sebesar Rp 4,59 triliun. Seri yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini memiliki yield dimenangkan 7,53%.

Terakhir, seri FR0076 menerima penawaran paling sedikit di Rp 1,32 triliun. Seri yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini memiliki yield rata-rata yang dimenangkan pemerintah di 7,76%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×