Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
IMF juga memperkirakan inflasi global akan mencapai 8,8% di tahun 2022, sebelum menurun ke level 6,5% di tahun 2023, dan 4,1% di tahun 2024.
Sementara itu, tren kenaikan yield US Treasury masih berlanjut pada perdagangan semalam setelah Bank of England menyatakan akan mengakhiri program pembelian obligasinya pekan ini, menutup spekulasi bahwa program ini akan berlanjut.
Reza mengatakan investor juga masih cenderung menunggu data inflasi AS yang dapat memberikan sinyal agresifitas the Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga acuannya ke depan.
Baca Juga: Meski Tergelincir ke Bawah US$ 1.700, Harga Emas Menguat di Pekan Ini
Sementara, tingkat permintaan untuk SUN pada lelang mengalami penurunan. Per lelang yang dilakukan pemerintah terakhir, jumlah permintaan yang masuk sebesar 15 triliun.
"Hal ini sejalan dengan kenaikan CDS ke level 160an dan rupiah yang mengalami pelemahan hingga ke level Rp 15.300 per dollar," tuturnya.
Reza melihat pada saat ini sentimen masih berdasarkan kenaikan inflasi, kenaikan tingkat suku bunga, dan pelemahan Rupiah atas dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News