Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan akan bergerak secara sideways pada perdagangan Senin (22/3). Pergerakan yield US Treasury yang mulai stabil jadi salah satu penyebabnya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, menyebutkan, kenaikan yield US Treasury hingga ke level 1,7% sudah tergolong overshoot. Oleh karena itu, ia melihat pergerakan yield US Treasury akan mulai kembali stabil.
“Dengan stabilnya yield US Treasury, tekanan capital outflow sudah tidak akan besar lagi. Selain itu, kemungkinan besar harga komoditas akan kembali naik lagi sehingga rupiah bisa diuntungkan dengan kondisi ini,” terang Ahmad kepada Kontan.co.id, Jumat (19/3).
Lebih lanjut, pada esok hari Ahmad juga menyebut akan ada rilis data inflasi AS untuk Februari. Saat ini, konsensus memperkirakan akan berada di kisaran 1,7%. Ia bilang, jika hasilnya inline dengan proyeksi tersebut, yield US Treasury bisa bergerak turun dan berpotensi menjadi katalis positif untuk rupiah.
Baca Juga: Menguat di akhir pekan lalu, begini proyeksi rupiah pada Senin (22/3)
Dengan kondisi tersebut, Ahmad memperkirakan rupiah pada perdagangan Senin akan berada di kisaran Rp 14.350 - Rp 14.400 per dolar AS.
Adapun, pada perdagangan Jumat (19/3), rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat tipis 0,02% ke level Rp 14.408 per dolar AS. Namun, jika dihitung dalam sepekan, rupiah di pasar spot masih mencatatkan pelemahan sebesar 0,16%.
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.476 per dolar AS atau melemah 0,44%. Sehingga membuat dalam sepekan terakhir, rupiah sudah mengalami pelemahan sebesar 0,73%.
Selanjutnya: BI prediksi inflasi pada Maret 2021 mencapai 1,37% secara tahunan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News