kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield acuan turun lima hari beruntun, obligasi negara masih menarik dilirik


Rabu, 04 Agustus 2021 / 20:42 WIB
Yield acuan turun lima hari beruntun, obligasi negara masih menarik dilirik
ILUSTRASI. Di hari Selasa (3/8), lelang surat utang negara (SUN) mendapatkan penawaran terbanyaknya di tahun ini.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di hari Selasa (3/8), lelang surat utang negara (SUN) mendapatkan penawaran terbanyaknya di tahun ini, dengan penawaran sebanyak Rp 107,78 triliun. Penawaran lelang surat berharga negara ini naik dalam beberapa lelang terakhir.

Pada Rabu (4/8), yield SUN acuan seri FR0087 tenor 10 tahun berada di 6,24%. Yield ini turun dalam lima hari perdagangan terakhir.

Artinya, harga naik pada periode tersebut. Meski masih lebih tinggi ketimbang yield pada akhir 2020 yang beradad di 5,87%, yield SUN acuan ini sudah turun dari posisi tertinggi 6,78% pada 19 Maret lalu.

Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki melihat investasi di obligasi negara masih cukup menarik dengan yield yang ditawarkan. Walaupun di tengah ketidakpastian pasar di tengah kondisi pandemi, Gama melihat yield yang ditawarkan di obligasi negara masih di atas deposito dengan pajak yang lebih rendah dari deposito.

Baca Juga: Penggalangan dana di pasar modal masih menjanjikan

Dia memperkirakan masih ada potensi peningkatan harga obligasi negara, terutama dalam jangka panjang. “Karena kondisi likuiditas yang masih banyak serta yield Indonesia yang masih menarik di mata investor asing,” kata Gama kepada Kontan.co.id, Rabu (4/8).

Akan tetapi untuk jangka pendek hal ini masih akan terbatas karena kenaikan harga sudah cukup tinggi. Sehingga menurut Gama ada potensi investor mengambil keuntungan, serta mengamankan posisi untuk menunggu keputusan dari The Fed terkait dengan tapering.

Selain itu, US Treasury dan indeks dolar yang masih turun dan adanya pengurangan pajak obligasi untuk investor asing akan membuat partisipasi dari asing tetap solid. Tapi Gama melihat sentimen negatif yang akan mempengaruhi adalah penyebaran varian delta Covid-19 yang belum kunjung membaik dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang masih terus diperpanjang.

Baca Juga: Kurs rupiah Jisdor menguat lima hari beruntun ke Rp 14.324 hingga Rabu (4/8)

“Sampai dengan akhir tahun diperkirakan masih ada kemungkinan yield obligasi negara 10 tahun untuk naik ke level 6,3%-6,4% karena adanya kemungkinan tekanan dari AS,” tutur Gama.

Dengan segala sentimen dan kenaikan pada obligasi negara, dia memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap secara year to date di angka 1%-5%. Dengan peningkatan yield yang lebih terbatas hingga akhir tahun, dia melihat di akhir tahun return reksadana pendapatan tetap berada di angka 2%-6%.

Baca Juga: Real yield Indonesia yang tinggi membuat penawaran di lelang SUN naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×