Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) tampaknya masih menyelimuti nilai tukar dollar. Sepanjang pekan ini, dollar AS bergerak dalam rentang yang sempit di level 106 terhadap mata uang yen.
Aksi hindar risiko (risk aversion) masih dilakukan para pelaku pasar di tengah ketidakpastian pemberlakuan tarif impor baja dan aluminium AS.
Tambah lagi, isu perang dagang kian memanas kala Presiden AS Trump menyatakan bakal mengenakan tarif impor pada barang-barang China. "Ini memicu yen menguat terhadap dollar AS dalam pekan ini," ujar Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures, (8/3).
Meski data reguler ketenagakerjaan AS sementara ini terbilang positif, neraca perdagangan AS justru sebaliknya. Data yang rilis semalam (7/3) menunjukkan AS mengalami pertambahan defisit dari US$ 53,9 miliar menjadi US$ 56,6 miliar pada Januari lalu.
Sementara, dari sisi yen, rilis data terakhir pertumbuhan ekonomi Jepang melebihi ekspektasi. Tingkat GDP Jepang tercatat naik menjadi 0,4% pada kuartal IV-2017. Besok, (9/3), Bank Sentral Jepang (BoJ) juga akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan beserta pidato mengenai kebijakan moneternya.
Wahyu melihat, kemungkinan besar BoJ masih akan menahan tingkat suku bunga. Namun, pasar mulai berharap pasa Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda yang sempat menunjukkan sinyal hawkish lewat pernyataannya, Jumat (2/3) lalu. Ia menyatakan bank sentral tidak akan ragu memulai pengetatan kebijakan moneter jika target inflasi sebesar 2% tercapai.
Menurut Wahyu, yen masih menunjukkan potensi menguat terhadap dollar AS. Namun, USD/JPY bisa saja rebound jika yen mengalami overbought dan data non farm payroll AS yang rilis besok positif. Kecuali, "kalau ketegangan trade war makin besar, data non farm payroll bisa saja tidak berpengaruh dan dollar tetap tertekan," ujar Wahyu.
Secara teknikal, Wahyu melihat harga pasangan USD/JPY berada di bawah garis MA 10, MA 50, MA 100, dan MA 200. Ini mengindikasikan pasangan mata uang ini masih dalam tren bearish.
Sementara indikator stochastic berada di level 30,44 dan RSI berada di level 35,53. Indikator moving average convergence divergence (MACD) saat ini berada di area negatif di level 0,884 yang menunjukkan potensi melemah bagi USD/JPY.
Wahyu merekomendasikan jual pasangan USD/JPY dengan prediksi support dalam rentang 105-104,40-103,50 dan rentang resistance 106,60-107,20- 108.
Mengutip Bloomberg, Kamis (8/3) pukul 16.10 WIB, dollar AS menguat tipis 0,05 % terhadap yen di level 106,12.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News