kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Yen Jepang Jadi Pilihan Utama Investasi Valas Saat Dolar AS Melandai


Senin, 14 Agustus 2023 / 08:35 WIB
Yen Jepang Jadi Pilihan Utama Investasi Valas Saat Dolar AS Melandai


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yen Jepang layak dicermati sebagai pilihan untuk investasi mata uang valuta asing (valas). Di mana, yen berpotensi terus menguat seiring intervensi pemerintah Jepang dalam kontrol kurva imbal hasil atau yield curve control (YCC).

Pengamat Mata Uang Alwi Assegaf mengatakan, menarik untuk diperhatikan langkah Bank of Japan (BoJ) dalam mengontrol kurva imbal hasil. Pasalnya, kebijakan moneter super longgar BoJ seketika mengejutkan pasar saat YCC diperlebar 50 bps menjadi 1,00% yang pada akhirnya mengangkat imbal hasil alias yield obligasi Jepang melonjak.

Beberapa kali memang sudah ada intervensi dari pihak moneter Jepang. Ketika nilai tukar dianggap mengkhawatirkan sehingga memicu terganggunya pada impor, otoritas akan melakukan intervensi.

“Dengan kebijakan YCC diperlebar tersebut kemungkinan akan membuat investor Jepang untuk menarik dana dari luar negeri, dan lebih memilih obligasi dalam negeri,” jelas Alwi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/8).

Di sisi lain, dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah seiring kenaikan suku bunga The Fed telah berakhir. Kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada Juli 2023 diperkirakan menjadi kenaikan yang terakhir.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Valuta Asing saat Dolar AS Melandai

Alwi melihat, data perekonomian AS sudah cukup mengisyaratkan keputusan lebih lanjut dari The Fed. Data inflasi tahunan AS meskipun naik 3.2% tetapi masih di bawah ekspektasi pasar yang berkisar 3.3%.

Selain itu, data Non Farm Payroll (NFP) terbaru menunjukkan pelonggaran sektor tenaga kerja, sehingga bisa memaksa The Fed untuk terus menjeda kenaikan suku bunga.

“Dengan begitu, kemungkinan The Fed menjeda siklus pengetatan moneter akan mengoreksi posisi dolar AS yang memang saat ini sudah naik cukup tinggi,” kata Alwi.

Alwi berujar, menguatnya Japanese Yen (JPY) seiring intervensi terhadap kurva imbal hasil ditambah potensi pelemahan lebih lanjut Dolar AS (USD) karena The Fed sudah tidak agresif akan menjadi kombinasi sempurna untuk mentransaksikan pasangan mata uang USD/JPY.

Alwi memperkirakan pairing USD/JPY dapat bergerak menuju kisaran 137.00 pada akhir tahun, dari level saat ini di kisaran 144.00 – 145.00.

Ditambah lagi, terjadinya deflasi China memiliki efek domino pada melambatnya ekonomi yang akan menyeret pasar ke situasi risk off. Momentum ini kesempatan bagi JPY sebagai salah satu mata uang yang memiliki lindung nilai (safe haven).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×