kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.455   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.867   50,89   0,75%
  • KOMPAS100 995   10,61   1,08%
  • LQ45 772   8,58   1,12%
  • ISSI 218   1,51   0,70%
  • IDX30 401   4,47   1,13%
  • IDXHIDIV20 476   2,10   0,44%
  • IDX80 112   1,12   1,01%
  • IDXV30 115   0,60   0,53%
  • IDXQ30 132   1,35   1,04%

XL Targetkan Pelanggan Tembus 30 Juta di 2009


Senin, 09 Februari 2009 / 10:30 WIB
XL Targetkan Pelanggan Tembus 30 Juta di 2009


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PANGKAL PINANG. Operator seluler PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) tahun ini tidak akan melakukan ekspansi segencar tahun lalu. EXCL akan lebih fokus meningkatkan jaringan di daerah-daerah yang memiliki pertumbuhan jumlah pelanggan cukup tinggi.

Ada beberapa daerah yang menjadi target emiten yang punya merek dagang XL ini. "Area yang menjadi target adalah Bali, Lombok, Bangka, Banten, dan Yogyakarta," tutur Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur Excelcomindo, usai meresmikan Graha XL Bangka Belitung, Sabtu (6/2).

Emiten yang satu ini sengaja memilih Bali, Lombok, dan Bangka karena daerah tersebut merupakan daerah tujuan wisata. Sementara, Banten dipilih karena merupakan daerah industri dan pelabuhan. Yogyakarta juga menyumbang pertumbuhan yang lumayan. "Kota-kota itu menyumbang pertumbuhan pelanggan 65%," ucap Hasnul.

Toh, operator telepon seluler terbesar ketiga di Indonesia tak mematok target muluk. Tahun ini, EXCL cuma menargetkan jumlah pelanggan mencapai 29 juta-30 juta.

Bandingkan dengan peningkatan pelanggan 2008, yang tumbuh 126,09% dari sebelumnya 11,5 juta menjadi 26 juta. EXCL mulai gentar menghadapi persaingan industri telekomunikasi? "Kami cuma memasang target yang realistis," tandas Hasnul.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi melihat, langkah itu akan membuat kinerja EXCL makin bening. "Apalagi tarif murah XL sudah booming, tahun lalu saja 1% pasar Telkomsel diambil XL," tuturnya.

Tahun ini, EXCL menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) US$ 700 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun. Dana itu antara lain untuk membiayai pembangunan 1.500-2.000 Base Transceiver Station (BTS). Sebagai pembanding, tahun lalu EXCL awalnya mematok capex US$ 650 juta. Tapi, berdasar perkiraan terakhir, nilai capex membengkak jadi sekitar US$ 1,25 miliar.

Perusahaan halo-halo ini berharap bisa memenuhi 50% capex dari utang bank lokal. Ada dua bank nasional yang memberikan kredit ke EXCL, yakni Bank Mandiri dan Bank BCA.

Hasnul bilang, Bank Mandiri telah memberikan fasilitas pinjaman Rp 4 triliun. BCA memberi fasilitas kredit Rp 2 triliun. Kredit ini memiliki tenor antara tiga hingga tujuh tahun.

EXCL sudah mencairkan kredit dari BCA Rp 1,5 triliun. "Masih ada sisa Rp 500 miliar yang belum ditarik," ungkap Wakil Direktur BCA Jahja Setiatmadja. Jahja bilang, BCA sudah menyiapkan dana tersebut dan dapat ditarik setiap saat.

Selain utang kepada bank lokal, EXCL telah mendapat komitmen pendanaan dari EKN Buyer Credit Facility, perusahaan investasi asal Swedia. Nilainya mencapai US$ 400 juta. Dari jumlah itu, EXCL telah menerima dana US$ 214 juta akhir 2008 lalu. Sisanya baru cair setelah ada permintaan dari EXCL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×