Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Baru saja melepas menara untuk bayar utang, PT XL Axiata Tbk (EXCL) kembali berencana melakukan aksi yang sama. Tahun depan, EXCL akan mengkaji penjualan menara fase dua.
"Yang mungkin dijual sekitar 4.500. Jual menara secukupnya," ungkap Direktur Utama EXCL, Hasnul Suhaimi, Rabu (28/10).
Nah, penjualan menara ini akan disesuaikan dengan kebutuhan pendanaan EXCL. Hasnul menyebut, pihaknya akan mengkaji tujuan pendanaan dari penjualan menara itu serta dampaknya bagi perusahaan. Pasalnya, EXCL harus menyewa lagi menara yang telah dijual.
Nantinya dalam melakukan penjualan, EXCL akan menyeleksi menara yang tak terlalu padat penggunaannya. Jumlah menara EXCL sempat mencapai hampir 9.000 setelah mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia. Namun dengan menjual 3.500 menara ke PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), menara yang EXCL miliki pun tinggal sekitar 5.500 menara.
Sekadar informasi, EXCL meraih dana segar Rp 5,6 triliun dari penjualan menaranya ke SUPR. Hasnul bilang, seluruh dana itu akan dimanfaatkan untuk membayar utang yang memiliki bunga tertinggi.
Dalam laporan keuangan semester pertama, pinjaman bank jangka panjang EXCL tercatat Rp 20,49 triliun. Di situ, pinjaman dalam denominasi Dollar memegang porsi mayoritas 62,5%.
EXCL memiliki utang ke Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ sebesar US$ 299 juta, Export Kredit Namnden US$ 72,32 juta, serta Standard Chartered Bank US$ 150 juta. Lebih lanjut, EXCL pun berhutang ke DBS Bank Ltd. Singapore sejumlah US$ 300 juta, United Overseas Bank Limited US$ 150 juta, dan The Royal Bank of Scotland Plc Singapore US$ 100 juta.
Lalu untuk mata uang Rupiah, EXCL memiliki utang ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp 7,4 t, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 2,4 t, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ senilai Rp 800 miliar, dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Rp 1 triliun.
Meskipun dana hasil penjualan menara ke SUPR dimanfaatkan untuk membayar utang, bukan berarti EXCL akan meraih untung di penghujung tahun ini. Hasnul menilai, kinerja EXCL masih akan tertekan akibat rugi selisih kurs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News