Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah mulai unjuk gigi. Rupanya, tekanan defisit neraca perdagangan yang mulai mereda mendorong mata uang Garuda sebagai mata uang emerging market terbaik di sepanjang tahun ini. Padahal di 2013, pelemahan rupiah merupakan yang terbesar ketimbang rekan-rekannya yang lain di regional.
Asal tahu saja, Bank Indonesia melihat kondisi makro ekonomi Indonesia semakin membaik. BI meramal, current account deficit (CAD) di kuartal IV-2013 lalu bakal turun hingga 1,98% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jika dibandingkan kuartal III tahun 2013 lalu, CAD mencapai 3,85% terhadap PDB.
Prediksi tersebut mengerek posisi rupiah sebesar 0,8% menjadi 11.985 per dollar AS. Ini merupakan penguatan terbesar dalam sebulan terakhir. Jika diakumulasikan, penguatan rupiah di sepanjang tahun ini mencapai 1,5%.
Selain itu, penguatan rupiah juga terjadi sejalan dengan masuknya dana asing ke dalam pasar saham dan obligasi Indonesia pada tahun ini. Jika ditotal, nilai dana asing yang masuk ke pasar finansial Indonesia mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Masuknya dana panas tersebut diperkirakan karena data neraca perdagangan Indonesia per Desember yang menunjukkan surplus.
"Risiko pada mata uang Indonesia mulai mereda seiirng berkurangnya tekanan pada CAD. Ketidakpastian politik juga berkurang karena kandidat presiden yang tengah booming merupakan kandidat yang sangat mengusung reformasi," papar Joey Cuyegkeng, ekonom ING Groep NV Manila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News