Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kurs rupiah perkasa versus dollar AS. Kemarin (13/2) di pasar spot, rupiah berhasil menguat 0,89% dibanding hari sebelumnya ke level Rp 11.980 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), dollar AS tertekan 0,34% menjadi 12.073.
Head of Research Divisi Tresuri BNI, Nurul Eti Nurbaeti mengatakan, penguatan rupiah sebagai imbas kebijakan BI yang mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) tetap di level 7,5%.
Menurut Nurul, dengan adanya sentimen positif dari BI rate, maka posisi rupiah masih akan terus menguat. Apalagi, selama belum ada rilis data AS yang sangat berpengaruh terhadap pergerakan dollar AS.
Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan, otot rupiah menguat, sebagai imbas tertekannya dollar AS. Mata uang negeri Uwak Sam itu melemah, terutama setelah Bank Sentral Inggris, Bank of English menjaga suku bunga di rekor terendah untuk mendukung pemulihan ekonomi negeri tersebut.
"Malam ini akan ada data penjualan ritel AS yang biasanya sangat mempengaruhi dollar AS. Tetapi, hasilnya sepertinya tidak terlalu membuat rupiah ketar-ketir, lantaran data tersebut diprediksi tidak naik atau turun terlalu besar," ungkap Ariston.
Apalagi, Ariston bilang, sentimen BI rate masih akan cukup kuat menjaga penguatan rupiah. Hari ini (14/2), Ariston memprediksi, mata uang berlambang Garuda ini akan menguat di kisaran 11.900-12.090. Prediksi Nurul, rupiah juga akan menguat antara 11.950-12.100, hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News