kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

WSKT targetkan WBP sumbang laba Rp 500 miliar


Rabu, 02 Desember 2015 / 19:35 WIB
WSKT targetkan WBP sumbang laba Rp 500 miliar


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memperkirakan kinerja anak usahanya, PT Waskita Beton Precast (WBP), bakal meningkat pada tahun depan. Maklum, seiring geliat pemerintah membangun infrastruktur, kebutuhan beton precast alias pracetak bakal semakin besar .

Direktur Utama Waskita Muhammad Choliq, mengatakan, pendapatan WBP pada tahun 2016 ditargetkan mencapai Rp 5 triliun. Sedangkan laba bersih ditargetkan mencapai Rp 500 miliar.

Saat ini, WBP memiliki enam pabrik dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun. Juli lalu, WBP membeli pabrik senilai Rp 135 miliar dari PT Precast Concrete Indonesia. Pabrik berlokasi di Sadang, Jawa Barat, tersebut memiliki kapasitas produksi 250.000 ton beton per tahun.

Tahun depan, kapasitas produksi WBP akan ditingkatkan menjadi 2,4 juta ton per tahun. Choliq mengatakan, penambahan kapasitas ini akan dilakukan lewat pembangunan pabrik baru maupun  akuisisi.

Choliq menambahkan, WBP saat ini tengah membidik lahan di Palembang untuk pembangunan pabrik baru. Dia berharap proses negosiasi dengan pemilik lahan bisa rampung tahun ini sehingga tahun depan WBP bisa memulai pembangunan pabrik baru.

Rencana pendirian pabrik baru tersebut ditujukan untuk mendukung proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang. Maklum, WSKT telah ditunjuk pemerintah untuk menggarap proyek tersebut.

WBP merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pabrikasi yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh WSKT. Per akhir September 2015, total aset perusahaan yang berdiri sejak 7 Oktober 2014 ini sudah mencapai Rp 3,1 triliun dan telah menyumbang kontribusi Rp 211,1 miliar terhadap laba bersih WSKT.

Lantaran memberikan kontribusi cukup besar bagi sang induk, Waskita berencana mengantarkan WBP melantai di bursa saham pada semester II 2016. Perseroan akan melepaskan saham WBP sekitar 35%-40% dengan target perolehan dana penawaran umum perdanan  alias initial public offering (IPO) sebesar Rp 3,5 triliun -Rp 4 Triliun.

Menurut  Choliq, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis WBP dan peningkatan kapasitas produksi WBP.  Saat ini, proses IPO sudah dalam tahap penunjukan financial advisor.

Meskipun baru berusia sekitar setahun, Choliq menilai, WBP sudah cukup kuat untuk melantai di bursa saham tahun depan. Sebab, kontribusi anak usaha WBP terhadap perolehan laba bersih WSKT cukup besar. Tahun ini, Waskita menargetkan laba bersih Rp 850 miliar. Nah, WBP ditargetkan menyumbang laba bersih sebesar Rp 330 miliar.

Choliq menambahkan, Waskita baru berencana mengantarkan WBP untuk melantai di bursa. Anak usahanya yang lain seperti Waskita Toll Road (WTR), Waskita Sangir Energi (WSE), dan Waskita Karya Realty (WKR) masih butuh waktu yang lama untuk bisa melantai di bursa.

Adapun WTR yang telah memiliki banyak proyek diperkirakan baru bisa IPO tahun 2020 saat proyek tol yang dikerjakannya sudah mulai beroperasi. "Kalau belum beroperasi tidak menarik untuk dijual ke pasar," ujar Choliq.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri memandang prospek IPO anak usaha WSKT tersebut cukup positif karena akan digelar di paruh kedua tahun 2016. Sebab, kondisi pasar di semeter II 2016 sudah lebih baik sehingga penyerapan saham baru oleh pasar akan lebih tinggi.

Namun, jika rencana tersebut digelar kuartal I tahun depan akan kurang menguntungkan. "Sebab, jika The Fed menaikkan suku bunga pada Desember tahun ini, kondisi pasar di kuartal I tahun depan masih kurang kondusif,” kata Hans.

Dari sisi bisnis, Hans menilai, prospek WTB cukup menarik di tengah upaya pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur. Selain itu, WSKT sebagai induk usaha juga memiliki bisnis yang solid.

David Nathanael, analis First Asia Capital, memperkirakan, kondisi pasar tahun depan kemungkinan besar akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Sehingga, prospek IPO akan lebih positif. "Tahun ini pasar kurang bagus. Tahun depan kemungkinan akan ada harapan," ujarnya.

Menurut David, target yang dipatok WBP tersebut masih cukup wajar mengingat bisnis anak usaha WKST tersebut sudah cukup besar dengan membukukan laba bersih ratusan miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×