Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Dia bilang, investor lama menjual sahamnya lantaran menginginkan investor yang bisa diajak bekerjasama untuk bisa segera merampungkan pembangunan ruas tol yang membutuhkan investasi Rp 14,4 triliun tersebut pada tahun 2017.
Setelah proses akuisisi rampung, Herwidiakto mengatakan, WTR akan segera memulai konstruksi seksi I yakni Kayu Agung- Jakabaring sepanjang 33,5 km. Pasalnya, pembebasan lahan untuk seksi I tersebut telah rampung. Sementara lahan seksi II dan II saat masih belum dibebaskan.
Saat ini, WSKT telah menguasai beberapa ruas jalan tol diantaranya Medan Kualanamu-Tebing Tinggi dengan kepemilikan 35%, Depok-Antasari 25%, Pejagan-Pemalang 100%, Bekasi-Kalimalang-Kampung Melayu 60%, Solo-Ngawi 40%, Ngawi-Kertosono 40%, Cinere-Serpong 35%, Pasuruan-Probolinggo 61,5%, Semarang-Batang 40%, Bogor -Ciawi-Sukabumi, Kanji-Pejagan, dan Cimangis-cibitung.
Dari seluruh konsesi tol yang dikuasai WSKT baru ruas Kanji-Pejagan yakni jalan tol yang menghubungkan Kanci yang berada di Cirebon hingga Pejagan di Brebes sepanjang 36 kilometre (km) yang sudah beroperasi.
Untuk menggarap seluruh konsensi yang dimilikinya, WSKT berencana melego 40% saham WTR melalui skema divestasi. Pasalnya, perseroan membutuhkan ekuitas Rp 25 triliun untuk mengerjakan seluruh ruas tersebut. Sementara modal yang disuntik ke anak usahanya tersebut saat ini baru mencapai Rp 6,5 triliun. "Sisanya itu harus cari dengan cara menjual sebagian saham WTR. Kita akan divestasi 40%," kata Choliq.
WSKT telah menginformasikan rencana tersebut ke investor asing dan investor lokal. Choliq bilang, hingga saat ini sudah lebih dari lima investor yang tertarik untuk menyerap divestasi saham WTR tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News