Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Kamis (5/9) saham TINS (PT Timah (Persero) Tbk) ditutup menghijau. Ketika bursa menutup hari perdagangan, saham TINS berada di harga Rp 1.230 per saham.
Dibandingkan dengan harga sebelumnya, Rp 1.080, berarti harga saham tins melonjak 13,89%. Pada awal perdagangan, saham TINS dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 1.100 per saham.
Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 1.285 dan harga terendah Rp 1.045, saham TINS ditutup naik Rp 150 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) tertinggi Rp 1.225 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 1.230 per saham.
Baca Juga: Bangun pabrik pengolahan logam tanah jarang, Timah (TINS) siapkan dana Rp 200 miliar
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, total nilai transaksi saham TINS mencapai Rp 443,50 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 3.707.494 lot.
Rabu (4/9), TINS mengungkapkan rencana pembangunan pabrik pengolahan mineral logam tanah jarang atau rare earth di Kepulauan Bangka Belitung. Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar mengatakan, proyek ini bergulir mulai kuartal III 2019.
Fasilitas pengolahan tersebut akan memisahkan logam tanah jarang dan unsur radioaktif uranium atau thorium dari mineral monasit yang merupakan produk ikutan dalam penambangan bijih timah. Hasilnya adalah senyawa logam tanah jarang berbentuk senyawa karbonat.
Untuk membangun fasilitas ini hingga selesai, TINS, anggota indeks Kompas100, menyiapkan anggaran Rp 100 miliar-Rp 200 miliar. Dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi dan sukuk yang TINS lakukan belum lama ini.
Tahun ini, TINS mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 2,58 triliun. Angka itu 118,64% lebih besar dari realisasi capex tahun lalu sebesar Rp 1,18 triliun.
Baca Juga: Bank Mandiri siapkan pembiayaan khusus Rp 150 miliar untuk PT Timah (TINS)
Hingga semester pertama 2019, serapan belanja modal TINS sudah sekitar 60% atau Rp 1,5 triliun. Mereka saat ini sedang melanjutkan pembangunan smelter berteknologi fuming yang bisa memproses kembali tin slag (non valued material). Fuming smelter TINS memiliki kapasitas 8.500 ton per tahun.
Dari sisi penjualan, sepanjang Januari hingga Juni tahun ini, TINS mencatat penjualan mencapai 31.000 ton, tumbuh 144,09% dari periode sama tahun lalu sebesar 12.700 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News