Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atawa assets under management (AUM) industri reksadana berhasil mencatatkan pertumbuhan dalam sebulan terakhir. Merujuk data Infovesta Utama, AUM industri reksadana capai Rp 513,82 triliun hingga akhir Oktober 2020 lalu.
Jumlah tersebut naik 3,75% dibanding AUM di akhir September yang sebanyak Rp 495,24 triliun. Tak hanya itu, AUM industri reksadana saat ini juga sudah semakin mendekati level di saat sebelum terjadinya pandemi virus corona (Covid-19) terjadi di Indonesia.
Tercatat, di akhir Februari 2020, dana kelolaan industri reksadana sempat berada di posisi Rp 514,23 triliun.
Nah, pada dana kelolaan di bulan Oktober, kenaikan terbesar dicetak reksadana pasar uang. Pada September, AUM reksadana pasar uang hanya Rp 74,31 triliun, namun sepanjang Oktober, dana kelolaan reksadana yang satu ini melesat 18,06% menjadi Rp 87,73 triliun.
Baca Juga: Dapat Rp 2,2 triliun hasil jual Citos, ini yang akan dilakukan Jiwasraya
“Pertumbuhan AUM pasar uang ini sebenarnya mengejutkan karena merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Jika dilihat, sepertinya ada inflow dari reksadana terproteksi yang kemungkinan beberapa produknya sudah jatuh tempo dan belum digantikan produk baru. Akhirnya, dananya ditempatkan terlebih dahulu ke reksadana pasar uang,” ujar Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Kontan.co.id, Rabu (11/11).
Sementara itu, AUM reksadana berbasis saham tercatat kompak mengalami kenaikan signifikan. AUM reksadana indeks berhasil tumbuh 13,45% menjadi Rp 8,77 triliun, sementara reksadana ETF juga tumbuh 6,02% menjadi Rp 14,15 triliun.
Lalu, AUM reksadana saham naik 4,49% menjadi Rp 105,76 triliun. Sedangkan AUM reksadana campuran berhasil naik 3,10% menjadi Rp 24,24 triliun.
Lebih lanjut Wawan bilang, kenaikan AUM reksadana berbasis saham tidak terlepas dari kinerja positif IHSG dalam beberapa waktu ke belakangan. Dengan tren saat ini, Wawan optimistis AUM reksadana berbasis saham masih akan tumbuh pada sisa tahun ini.
Baca Juga: Kinerja reksadana terangkat selama sepekan kemarin, terdorong kenaikan IHSG
“Pada bulan ini, IHSG kan berhasil menembus level 5.500, saya rasa akan banyak switching penempatan dana dari reksadana pasar uang ke reksadana saham. Hal ini tentu akan tercermin pada AUM reksadana saham pada November. Sementara pada Desember kan ada window dressing, secara historis tidak pernah negatif. Jadi dua bulan ke depan AUM-nya masih akan tumbuh,” tambah Wawan.
Sementara untuk AUM reksadana pendapatan tetap, jumlahnya menjadi Rp 113,02 triliun atau naik 1,90%. Dengan adanya produk yang jatuh tempo dan tidak digantikan produk baru, jumlah AUM reksadana terproteksi pun turun 2,79% menjadi Rp 141,20 triliun.
Selanjutnya: Simak rekomendasi portofolio investasi pasca terpilihnya Biden sebagai presiden AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News