Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Setelah tahun ini tersisa setengah bulan lagi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akhir mengaku tak akan bisa mencapai target kontrak baru yang ditetapkan sebesar Rp 31,6 triliun. Pasalnya, pemenang tender proyek pembangkit listrik yang diincar perseroan tak kunjung diumumkan.
Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA memperkirakan kontrak baru yang bisa dicapai perseroan hingga akhir tahun hanya sekitar Rp 25 triliun atau 79% dari target. "Kita agak berat mencapai target karena banyak proyek yang kita incar seperti IPP dan jalan tol," katanya di Jakarta, Rabu (16/12).
Sementara hingga akhir November 2015, WIKA baru berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 19,03 triliun atau 60,15% dari target. Suradi bilang, lambatnya pencapaian kontrak baru tahun ini lantaran nomenklatur pemerintah baru rampung Juni lalu.
Sementara perseroan lebih banyak mengincar proyek pemerintah tahun ini dengan porsi hingga 50%. Adapun porsi swasta dan BUMN yang diincar masing-masing 30% dan 20%.
Sebelumnya, emiten konstruksi pelat merah ini masih optimis bisa mencapai target karena berharap dari proyek pembangkit listrik Jawa 5 dan Jawa 7 dengan kapasitas masing-masing 2 x 1.000 Megawatt (MW). Namun, pemenang tender proyek tersebut tak kunjung-kunjung diumumkan.
Suradi bilang, target perseroan dari kedua proyek pembangkit listrik tersebut cukup besar karena akan menjadi investor sekaligus sebagai kontraktor. "Kalau kapasitas 2x1.000 maka investasinya sekitar Rp 32 triliun. KAlau kita minimal 10% saja kita bisa sekitar Rp 3 triliun. Semantara di bidang EPC nilainya bisa sekitar Rp 10 triliun." terangnya.
Untuk mencapai kontrak baru hingga Rp 25 triliun, WIKA akan mengincar dari proyek luar negeri dan jalan tol. Suradi mengatakan, saat ini perseroan sedang dalam tahp finalisasi kontrak proyek luar di Timur Leste, proyek pelabuhan laut dan proyek tol tran sumatera seksi IV dari PT Hutama Karya sebagai pemegang proyek.
Seiring dengan lesunya pencapaian kontrak baru, target kinerja WIKA sebesar Rp 765 miliar juga diperkirakan tidak akan tercapai. Suradi memproyeksi pencapaian laba bersih perseroan tahun ini akan cenderung sama dengan tahun 2014 sebesar Rp 615,1 miliar. "Ekpektasi kita laba bersih tahun ini hanya akan plus minus 5% dari tahun sebelumya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News