Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berniat mencari suntikan dana baru. WIKA tengah menjajaki pinjaman Rp 1,4 triliun untuk ekspansi bisnis pembangkit listrik.
WIKA berniat membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 100 megawatt (MW) per tahun hingga 2014. Ini untuk menambah kepemilikan pembangkit listrik WIKA yang saat ini 200 MW.
Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA menyatakan, nilai pembangkit listrik kapasitas 200 MW sekitar Rp 2 triliun. "Pendanaannya 70% dari pinjaman 30% dari keuangan internal," kata dia kepada KONTAN, Rabu (22/5).
Namun, WIKA belum menentukan waktu pencairan pinjaman. Pasalnya, pencairan pinjaman akan dilakukan saat WIKA sudah mendapatkan proyek pembangkit listrik. "Ada beberapa bank yang sudah menyatakan komitmennya, nanti kita pilih yang bisa memberikan bunga lebih rendah," jelas Natal.
Berdasarkan catatan KONTAN, WIKA berhasrat membangun berbagai jenis pembangkit listrik di tahun ini. WIKA bakal membangun satu pembangkit listrik tenaga minihidro berkapasitas 25 MW.
Pembangunan minihidro menelan investasi US$ 1,5 juta per MW. Sehingga, total investasi WIKA untuk merampungkan minihidro US$ 37,5 juta.WIKA menargetkan daerah yang bakal menjadi lokasi pembangunan minidro di Lampung, Sumatera Utara dan Jawa Barat. Lahan untuk minihidro harus mengandung ketersediaan air yang cukup karena ini syarat membangun minihidro.
Pembangunan minihidro ini memakan waktu satu tahun. Sehingga WIKA baru bisa mendapat kontribusi pendapatan dari proyek minihidro di 2014 yaitu bisa mencapai Rp 500 miliar-Rp 600 miliar.
Penjualan WIKA sepanjang kuartal I/2013 Rp 2,63 triliun, naik 50,29%. Laba bersih juga tumbuh 64,99% menjadi Rp 156,88 miliar. Senin (22/5), harga WIKA naik 5% menjadi Rp 2.625 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News