Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih mencari pendanaan untuk membiayai ekspansi. Emiten ini tengah menjajaki rencana menerbitkan obligasi.
Suradi Wongso, Sekertaris Perusahaan WIKA, berharap, penerbitan obligasi ini terealisasi di semester pertama tahun ini. WIKA membidik dana hingga Rp 5 triliun dari obligasi bertenor 5-10 tahun. WIKA akan memakai dana tersebut untuk menutupi kebutuhan belanja modal (capex) . Emiten ini menganggarkan capex Rp 12,02 triliun tahun ini, yang akan digunakan untuk menyuntik modal bagi entitas anak dan asosiasi.
WIKA mengalokasikan capex untuk aset tetap Rp 871 miliar, penyertaan pada entitas anak Rp 1,11 triliun, dan penyertaan pada entitas asosiasi Rp 2,2 triliun. WIKA juga akan menggunakan capex Rp 2,3 triliun sesuai peruntukan penyertaan modal negara (PMN) dan dua paket pengembangan usaha di luar PMN dengan nilai masing-masing Rp 1,4 triliun dan Rp 3,9 triliun.
Capex ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan belanja modal tahun lalu. Selain dari obligasi, sumber dana capex WIKA adalah dana hasil penerbitan saham baru alias rights issue kuartal empat lalu. WIKA menjaring dana Rp 6,1 triliun lewat rights issue.
"Kira-kira 40% dana rights issue dipakai untuk belanja modal 2017," kata Suradi pada KONTAN, Minggu (8/1).
Lewat berbagai pendanaan, WIKA berharap bisa mengantongi penjualan Rp 25,7 triliun, di luar kerjasama operasi. Proyeksi ini naik sebesar 32,8% dibandingkan dengan target tahun lalu. Tahun ini, WIKA menargetkan laba sebesar Rp 1,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News