Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengantongi kontrak baru senilai Rp 6,1 triliun pada periode kuartal pertama 2023. Kontrak baru WIKA didominasi dari proyek-proyek infrastruktur dan gedung dengan porsi mencapai 77%.
Selain dari proyek infrastruktur dan gedung, 18% kontrak baru WIKA berasal dari bidang Engineering, Procurement, Construction & Commissioning (EPCC). Sisanya berasal dari segmen industri.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyampaikan, sepanjang tahun 2023 WIKA menargetkan kontrak baru senilai Rp 34 triliun - Rp 36 triliun.
Dengan begitu, raihan kontrak baru kuartal pertama setara dengan 17,94% dari target minimal yang dibidik WIKA tahun ini.
Baca Juga: Rugi Rp 521 Miliar pada Kuartal I-2023, Begini Penjelasan Wijaya Karya (WIKA)
Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai kontrak baru WIKA merosot 34,26%.
Lantaran per Maret 2022, WIKA mampu memperoleh kontrak baru senilai Rp 9,28 triliun.
Kinerja WIKA pada kuartal pertama 2023 sedang tidak memuaskan. Tampak dari bottom line yang berbalik menanggung kerugian sebesar Rp 521,25 miliar.
Padahal, pada kuartal pertama 2022 lalu, WIKA mampu meraih laba bersih Rp 1,32 miliar.
Bottom line WIKA ambles justru ketika pendapatan bersihnya tumbuh 37,34% secara tahunan dari Rp 3,16 triliun menjadi Rp 4,34 triliun.
Hanya saja, pada saat yang sama sejumlah pos beban WIKA melompat lebih tinggi. Beban pokok pendapatan WIKA naik 43,57% menjadi Rp 4,02 triliun.
Kemudian beban usaha WIKA meroket 200,43% menjadi Rp 236,80 miliar.
Laba WIKA semakin tergerus dengan kenaikan pos beban lainnya. Terutama beban dari pendanaan yang membengkak 101,34% menjadi Rp 507,44 miliar.
Mahendra menjelaskan kerugian itu diakibatkan adanya penjualan di beberapa segmen usaha yang belum tercatatkan secara penuh.
Sementara biayanya sudah dicatatkan secara penuh, mengikuti penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang baru.
"Sehingga butuh penyesuaian. Laba kotor yang terbukukan belum optimal, namun hal ini akan ternormalisasi di periode selanjutnya," kata Mahendra kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).
Baca Juga: Pendapatan Naik 37%, Wijaya Karya (WIKA) Catat Rugi Rp 521 Miliar di Kuartal I-2023
Faktor lainnya, ada beban bunga yang cukup tinggi pada pinjaman WIKA. Pinjaman itu digunakan pada investasi jangka panjang, yang saat ini masih berproses konstruksi dan belum memberikan imbal hasil.
Guna memperbaiki kinerja di sisa tahun ini, WIKA akan menggenjot efisiensi biaya usaha dengan digitalisasi proses pada produksi dan pengelolaan.
"Perseroan juga fokus dalam perolehan proyek-proyek baru, memproduksi kontrak-kontrak yang ada secara maksimal," tandas Mahendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News