Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil mendapatkan kontrak baru. Sekretaris perusahaan Waskita, Antonius Yulinto Nugroho mengatakan, hingga Mei 2015, WSKT telah mendapatkan kontrak baru mencapai Rp 4,1 triliun.
Kontrak baru tersebut meningkat sebesar Rp 1,3 triliun dari pencapaian perseroan di kuartal I 2015 yang tercatat Rp 2,8 triliun. Kontrak baru tersebut terdiri dari Rp 1,8 triliun berasal dari proyek swasta. Sementara proyek pemerintah menyumbang kontribusi Rp 1,5 triliun atau 37% total nilai kontrak baruhingga pertengahan Mei. Sisanya 18% atau senilai Rp 730 miliar berasal dari proyek BUMN.
Nilai kontrak baru dari pemerintah merupakan nilai kontrak dari beberapa proyek yang tengah dikerjakan, seperti proyek museum nasional lanjutan, proyek gedung arsip BPK, proyek peningkatan jalan, proyek gedung pemkot Pekanbaru, proyek gedung RSUD dr. Moch. Ansari Saleh di Kalimantan, proyek gedung sentra diagnostik RSUD Ullin Banjarmasin.
Antonius mengatakan proses pengerjaan proyek tersebut masih berjalan sesuai rencana dan tidak terjadi penundaan. Hal tersebut dikarena pendanaan proyek-proyek tersebut sudah dianggarkan dalam APBN dan APBD. "Proyek-proyek tersebut didanai APBN dan APBD, jadi pembayaran tidak masalah atau aman,"ujar Antonius pada KONTAN, Selasa (19/5).
Sekedar catatan, sepanjang kuartal I 2015, Waskita telah mengantongi beberapa kontrak seperti pembangunan fasilitas kapal selam PT PAL Indonesia di Surabaya senilai Rp 285 miliar dan proyek aksesbilitas dan dutching utilitas Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 253 miliar. Ada pula proyek jalan tol Balikpapan–Samboja segmen 5 senilai Rp 248 miliar dan proyek gedung Sanctuary Apartemen di Bitung senilai Rp 180 miliar.
Sepanjang tahun ini, Waskita menargetkan kontrak besar dari proyek infrastruktur pemerintah seperti pengerjaan tol Solo–Ngawi–Kertosono senilai Rp 8 triliun, kontrak tol Medan–Kualanmu–Tebing Tinggi senilai Rp 4,1 triliun dan kontrak transmisi listrik 360 km senilai Rp 13 triliun di Sumatera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News