Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) optimistis mampu memenuhi target kontrak baru pada tahun 2022. Asal tahu saja, Waskita Karya menargetkan kontrak baru sebesar Rp 25 triliun.
Hingga kuartal III-2022, WSKT telah meraih kontrak baru senilai Rp 11,58 triliun. Kontrak baru ini didominasi oleh proyek infrastruktur konektivitas dengan porsi 67,02%, proyek anak usaha 11,86%, proyek gedung 8.01%, proyek infrastruktur air 7,96%, proyek engineering procurement construction (EPC) 4,68%, dan proyek lain-lain 1,64%.
Dari sisi pemilik proyek, sebagian besar kontrak baru WSKT hingga kuartal tiga lalu berasal dari proyek pemerintah 65,36%, proyek pengembangan bisnis 11,86%, proyek swasta 11,81%, dan proyek BUMN 10,98%.
Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Septiawan Andri Purwanto menambahkan, perkembangan terbaru bahwa per November 2022, kontrak baru WSKT telah mencapai Rp 13,3 triliun. Hanya saja, ia tidak membeberkan secara rinci proyek-proyek dalam kontrak baru tersebut.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Kembali Raih Kontrak Rp 1,35 Triliun dari Proyek IKN
Dengan sisa waktu sekitar 1,5 bulan lagi sebelum tutup tahun, Manajemen WSKT yakin bisa mencapai target kontrak baru sebesar Rp 25 triliun.
Pasalnya, saat ini WSKT masih mengikuti beberapa tender proyek baru dengan nilai mencapai Rp 25 triliun. Dengan capaian winning rate tender sebesar 26,67%, diperkirakan bahwa WSKT bisa memenangkan tender proyek baru tersebut sekitar Rp 6 triliun.
“Di luar itu, masih ada proyek internal sekitar Rp 1,5 triliun yang sedang kami proses. Kami juga berharap sisa kontrak baru berasal dari proyek luar negeri,” ungkapnya dalam paparan publik, Senin (14/11).
WSKT memang memiliki kantor cabang di luar negeri, seperti di Jeddah, Arab Saudi dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Emiten pelat merah ini juga punya portofolio proyek infrastruktur di Arab Saudi dan Timor Leste. Perusahaan ini pun telah beberapa kali mengikuti tender proyek di Filipina, Malaysia, hingga Afrika.
“Harapannya tahun ini kami bisa dapat kontrak baru dari luar negeri. Detailnya akan kami sampaikan begitu seluruh proses selesai,” imbuh Septiawan.
Menurutnya, proyek di luar negeri bisa menjadi sumber pendapatan alternatif WSKT di masa mendatang. Apalagi, ketika memasuki tahun politik ada kemungkinan alokasi anggaran infrastruktur di APBN bakal berkurang, sehingga perusahaan konstruksi perlu lebih lihai mencari sumber alternatif kontrak baru.
Di luar itu, WSKT telah memperoleh kontrak baru dari sejumlah proyek besar dalam tiga bulan terakhir. Di antaranya adalah proyek Jalan Tol IKN Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp 990,21 miliar, Jalan Tol Jakarta – Cikampek Selatan Rp 905 miliar, Paket Pekerjaan Sipul untuk Mining Area di Nusa Tenggara Barat Rp 262,53 miliar, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Rp 227,03 miliar, dan Jalan Lingkar Sepaku – IKN Rp 114,64 miliar.
Per kuartal III-2022, terdapat 95 proyek WSKT yang sedang berjalan. Sebanyak 46 proyek berada di Jawa-Bali, kemudian Sumatra ada 32 proyek, Nusa Tenggara 7 proyek, Kalimantan 6 proyek, Sulawesi dan Maluku 4 proyek.
Proyek WSKT yang sedang berjalan didominasi oleh infrastruktur konektivitas sebesar 42,11%, proyek EPC, industri, dan anak usaha 23,16%, proyek infrastruktur sumber daya alam 21,05%, dan proyek gedung 13,68%.
Contoh proyek yang sedang digarap WSKT adalah proyek transmisi 500 kV di Sumatra, proyek tol Kayu Agung-Palembang-Betung, proyek Bendungan Margatiga, Lampung, proyek Revitalisasi TMII, Jakarta, proyek Masjid Sheikh Zayed, Solo, dan proyek Bendungan Temef, NTT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News