kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waskita Karya masih wait and see melihat kondisi market dan perekonomian ke depan


Kamis, 29 Oktober 2020 / 07:30 WIB
Waskita Karya masih wait and see melihat kondisi market dan perekonomian ke depan


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sisa tahun ini, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) belum memiliki rencana untuk menggalang dana. Saat ini ada potensi untuk melaksanakan penawaran umum berkelanjutan (PUB) IV Tahap II senilai Rp 2 triliun. 

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, hingga akhir tahun Waskita Karya fokus pada kas masuk dari termin yang tertunda dan berharap dari dana talangan. Waskita Karya memiliki potensi termin proyek sekitar Rp 13 triliun pada kuartal IV-2020. 

"Alokasi dana tersebut untuk modal kerja dan investasi proyek baru juga untuk pengembangan bisnis. Pengembangan ini selain tol dan realty properti, juga untuk Waskita Infra untuk proyek investasi non-tol," ungkap Destiawan dalam konferensi pers, Selasa (27/10). 

Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menambahkan, penggalangan dana WSKT masih mengandalkan dari divestasi jalan tol. Meski ada rencana untuk menerbitkan obligasi dan sukuk, yang tidak dalam waktu dekat. 

Baca Juga: Tahun depan Waskita Karya (WSKT) bakal bawa anak usahanya melantai di bursa

"Kami masih wait and see melihat kondisi market dan perekonomian ke depan. Kami timbang dulu rencananya. Tetapi secara prinsip karena ini sifatnya PUB dan kami juga sudah lakukan pemeringkatan, secara prinsip tetap berjalan menuju ke rencana tersebut," jelas Taufik. 

Lebih lanjut, Direktur Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Fery Hendriyanto mengatakan WSKT tahun depan akan fokus dalam menyeimbangkan portofolio proyek investasi dan non-investasi. "Saat ini banyak yang BEP lebih dari 10 tahun, ini akan kita geser BEP kurang dari lima tahun atau di sekitar lima tahun," imbuh Fery. 

Break event point (BEP) yang dimaksud adalah titik keseimbangan di mana biaya dan pendapatan dalam kondisi impas. 

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) menyebut lembaga pengelola invetasi bisa memuluskan divestasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×