Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menjelang akhir tahun, pasar saham boleh saja menembus rekor tertinggi. Namun, Wall Street sudah mulai mengeluarkan isu peringaran mengenai adanya sejumlah ancaman terbesar terhadap pasar finansial di 2020.
Melansir Reuters, menurut para pembicara di Reuters Global Investment Outlook 2020 Summit di New York pada pekan lalu, perubahan iklim akan berdampak pada aset yang membentang dari obligasi pemerintah AS hingga stok energi terbarukan di India. Kondisi ini menambah lapisan volatilitas lain ke pasar keuangan global pada 2020.
Menurut analisis Reuters dari data Refinitiv, meningkatnya penekanan pada isu perubahan iklim ketika menganalisa investasi terjadi saat perusahaan Wall Street sedang mendiskusikan potensi risiko yang mereka hadapi dari pola cuaca yang semakin kuat dan berfluktuasi pada tingkat yang naik lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu.
"Pola cuaca memiliki dampak langsung pada bisnis dan mengarah ke ketidakpastian besar-besaran dalam jangka pendek dan jangka panjang," kata Dan Ivascyn, kepala investasi di raksasa obligasi Pimco kepada Reuters.
Salah satu kantong risiko yang terbesar adalah di pasar utang sejumlah kota, di mana investor yang berinvestasi ke dalam obligasi yang diterbitkan oleh masyarakat pesisir di tempat-tempat seperti California, Florida, dan Texas mungkin mengalami penurunan yield akibat kerusakan terkait iklim.
Baca Juga: Apa yang terjadi di market global pekan lalu? Simak rangkumannya
“Itu adalah area di mana Anda akan melihat beberapa kinerja yang kurang baik karena masalah perubahan iklim,” katanya.
Gregory Peters, direktur pelaksana, multi-sektor dan kepala strategi di PGIM Fixed Income, mengatakan bahwa analis real estat perusahaannya semakin memperhatikan risiko iklim potensial ketika mengevaluasi kumpulan hipotek perumahan di California dan Florida.
Baca Juga: Faktor-faktor yang akan mempengaruhi gerak IHSG pada pekan ini