kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Turun Pada Kamis (17/8) Akibat Potensi Suku Bunga Tinggi yang Lebih Lama


Jumat, 18 Agustus 2023 / 05:31 WIB
Wall Street Turun Pada Kamis (17/8) Akibat Potensi Suku Bunga Tinggi yang Lebih Lama
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah setelah perdagangan berombak pada hari Kamis.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah setelah perdagangan berombak pada hari Kamis. Parena penurunan saham perawatan kesehatan melampaui kenaikan saham Cisco dan energi. Sementara data ekonomi yang optimistis terus menghidupkan kekhawatiran suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Kamis (17/8), Indeks S&P 500 turun 33,97 poin atau 0,77% menjadi 4.370,36. Nasdaq Composite turun 157,70 poin atau 1,17% menjadi 13.316,93. Dow Jones Industrial Average turun 290,91 poin atau 0,84% menjadi 34.474,83.

S&P 500 turun 2,7% selama tiga hari terakhir, penurunan tiga hari terdalam sejak pertengahan Maret. Penurunan 3,4% Nasdaq selama tiga hari menandai penurunan tiga hari terdalam sejak Februari.

Sangat membebani S&P 500, CVS Health anjlok 8% di tengah berita bahwa Blue Shield of California berencana untuk menghentikan ketergantungannya pada perusahaan sebagai pharmacy benefit manager (PBM) dan bekerja dengan pihak lain termasuk Amazon.com.

Saham asuransi kesehatan utama UnitedHealth dan Cigna, yang juga memiliki unit PBM, masing-masing turun 1,9% dan 6,4%, menekan  indeks perawatan kesehatan S&P 500 yang lebih luas 0,8%.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Naik, Simak Saham Rekomendasi Analis pada Jumat (18/8)

Harga minyak yang lebih tinggi mengangkat saham Exxon Mobil dan Chevron masing-masing sebesar 1,9% dan 1,7%. Harga komoditas dibantu oleh harapan bahwa bank sentral China berusaha untuk meningkatkan pasar properti dan ekonomi yang lebih luas.

Menekan pasar saham lebih lanjut, imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun mencapai level tertinggi sejak Oktober. Serangkaian data ekonomi yang kuat minggu ini memicu kekhawatiran bahwa Fed dapat mempertahankan suku bunga pada level saat ini lebih lama.

"Saham mungkin berombak dalam waktu dekat sementara kita menunggu pendapatan naik atau imbal hasil turun," kata Jeffrey Buchbinder, kepala strategi ekuitas di LPL Financial kepada Reuters.

Sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan klaim pengangguran minggu lalu, menandakan pasar tenaga kerja tetap ketat.

Risalah dari pertemuan Juli Fed yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan, sebagian besar pembuat kebijakan memprioritaskan pertempuran melawan inflasi. Hal ini menambah ketidakpastian tentang jalur suku bunga bank sentral.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham: MTEL, UNVR, dan CTRA pada Jumat (18/8)

Barry Bannister, kepala strategi ekuitas di Stifel menyebut, penurunan pasar saham dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi AS yang kuat yang menunjukkan bahwa Fed kemungkinan akan menerapkan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Mayoritas pedagang memperkirakan Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan September. Tetapi taruhan jeda suku bunga ini turun menjadi 86,5% dari sekitar 89% seminggu sebelumnya, menurut Fedwatch CME Group.

Harga saham Cisco Systems naik 3,3% setelah hasil kuartal keempat pembuat peralatan jaringan itu mengalahkan perkiraan. CEO Cisco membicarakan peluang kecerdasan buatan.

Harga saham Pfizer naik 2,9% karena perusahaan mengatakan suntikan Covid-19 yang diperbarui, sedang diuji terhadap varian yang muncul. Hasil tes menunjukkan aktivitas penetralan terhadap subvarian "Eris" dalam penelitian yang dilakukan pada tikus.

Harga saham pembuat vaksin Moderna dan Novavax juga naik karena data AS menunjukkan rawat inap terkait Covid--19 naik lebih dari 40% dari posisi terendah baru-baru ini yang dicapai pada bulan Juni.

Walmart menaikkan perkiraan setahun penuh setelah mengalahkan perkiraan penjualan kuartal kedua. Tetapi harga saham peritel besar ini turun 2,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×